Nicolas Sarkozy gagal menjadi presiden untuk kedua kalinya sejak lengser dari kursi kepresidenan pada 2012.
Nicolas Sarkozy gagal menjadi kandidat presiden Prancis yang mewakili Partai Republikan setelah tersingkir dari pemilihan pendahuluan partai berhaluan kanan-tengah itu.
Sarkozy harus mengakui kemenangan Francois Fillon, pria yang pernah menjabat sebagai perdana menteri Prancis manakala Sarkozy menjadi presiden pada periode 2007 hingga 2012.
Fillon menduduki peringkat satu dalam pemilihan pendahuluan putaran pertama. Adapun peringkat kedua ditempati Alain Juppe, mantan perdana menteri Prancis.
Fillon dan Juppe akan berhadapan satu sama lain pada pemilihan pendahuluan putaran kedua pada Minggu (27/11) mendatang guna menentukan kandidat presiden dari Partai Republikan.
"Saya tidak punya kepahitan, saya tidak menyimpan kesedihan, dan saya berharap yang terbaik untuk negara saya," kata Sarkozy.
Kegagalan untuk menjadi presiden adalah yang kedua kalinya Sarkozy sejak lengser 2012 lalu. Upaya pertamanya kandas dalam pemilihan umum oleh kandidat Partai Sosialis, Francois Hollande, yang kini menjabat presiden.
Dalam pemilihan umum 2017 mendatang, kandidat presiden dari Partai Republikan diprediksi akan dapat memanfaatkan kelemahan Partai Sosialis yang terpecah dan tidak populer.
Beragam jajak pendapat mengindikasikan capres berhaluan kiri dari Partai Sosialis akan tersingkir pada pemilihan putaran pertama pada April 2017. Di lain pihak, seorang capres dari partai berhaluan kanan-tengah bisa memenangi pemilihan putaran kedua pada Mei 2017.