Menteri Kehakiman Thailand meminta warga untuk bertindak terhadap orang-orang yang menghina kerajaan, menyusul wafatnya Raja Bhumibol Adulyadej.
Paiboon Koomchaya menyerukan mereka yang menghina kerajaan agar dijatuhi 'sanksi sosial' namun tidak sampai mendukung kekerasan.
Komentarnya muncul setelah beredarnya beberapa video tentang kerumunan warga yang mengambil aksi main hakim sendiri atas orang-orang yang dianggap menghina kerajaan.
"Tidak ada cara yang lebih baik untuk menghukum orang-orang itu daripada menghukum mereka secara sosial," kata Koomchaya kepada para wartawan, Selasa 18 Oktober.
Berdasarkan Undang-undang yang disebut lese majeste , mengkritik kerajaan tergolong kejahatan dan diancam dengan hukuman penjara yang panjang.
Raja akan digantikan oleh putra tertuanya, Pangeran Maha Vajiralongkorn.
Thailand menetapkan masa berkabung selama satu tahun untuk menghormati Bhumibol Adulyadej dan kepekaan meningkat di kalangan masyarakat.
Video-video yang beredar di media sosial memperlihatkan para pendukung kerajaan mendorong orang-orang yang dianggap tidak mengungkapkan rasa dukanya secara benar.
Seorang perempuan dipaksa untuk berlutut di depan foto mendiang raja dengan dikelilingi kerumunan orang setelah dia menulis komentar di Facebook yang dianggap menghina kerajaan.
Mengkritik kerajaan termasuk kejahatan berdasarkan hukum di Thailand.
Sementara seorang pria didorong oleh sekelompok warga dan dipukul di bagian kepala. Belakangan dia dipaksa untuk memekik 'Saya cinta raja' sementara orang-orang yang lewat memukul maupun menyumpahinya.
Pekan lalu pemerintah meminta agar orang melaporkan kasus-kasuslese majestekepada pihak berwenang dan meminta layanan internet mengawasi konten serta menghambat isi yang tidak layak.
Raja Thailand, Bhumibol Adulyadej meninggal dunia pada usia 88 tahun, Kamis (13/10), dan merupakan penguasa kerajaan terlama yang memegang tahta di dunia, sejak 9 Juni 1946.
Dia akan digantikan oleh putra mahkota Pangeran Maha Vajiralongkorn, yang berusia 64 tahun.
Sumber: BBC Indonesia