Seorang warga AS di New York berendam karena kepanasan |
VIVAnews - Sejak kemarin, suhu ekstra tinggi yang 'memanggang' wilayah pesisir Timur AS sudah mulai menunjukkan penurunan. Suhu yang mencapai lebih dari 100 derajat Fahrenheit (37,7 Celsius) diperkirakan akan turun menjadi 90 derajat Fahrenheit (32 derajat Celsius) terhitung mulai Rabu mendatang.
Dilaporkan MSNBC, Minggu 8 Juli 2012, selama dua minggu, cuaca panas telah menyebabkan 74 warga di seluruh AS tewas. Para korban, yang sebagian besar lansia, dijemput ajal saat berada dalam rumah atau mobil karena tidak kuat menahan panas luar biasa.
Meteorolog setempat telah memperingatkan negara bagian yang ada di bagian barat AS untuk mempersiapkan diri menghadapi cuaca panas. "Setidaknya bagian Barat akan mulai merasa panas mulai Senin," kata Alan Reppert, seorang meteorolog senior.
Penurunan suhu di AS ini merupakan imbas dari pergerakan angin dingin dari Kanada kemarin. Minneapolis, Detroit, dan Pittsburgh merupakan wilayah yang paling awal mengalami penurunan suhu, diikuti Chicago.
Namun, masalah listrik putus rupanya belum dapat dipecahkan. Di New Jersey, badai yang disebabkan cuaca panas menyebabkan 70 ribu penduduk tidak mendapat pasokan listrik. Padahal listrik diperlukan untuk menyalakan pendingin udara.
Lebih dari 117 ribu penduduk, terutama di negara bagian West Virginia, juga harus bersabar menunggu pihak berwenang kembali mengalirkan listrik ke rumah mereka. (umi)