Protes warga Suriah (REUTERS/Handout) |
VIVAnews - Beberapa negara Teluk di Arab mulai mengusir duta besar Suriah di negara mereka dan menarik perwakilan mereka di negara tersebut. Ini adalah upaya Timur Tengah dalam mengucilkan Suriah, menyusul masih berlanjutnya kekerasan di negara tersebut.
Seperti diberitakan BBC, Selasa 7 Februari 2012, setidaknya enam negara anggota Dewan Kerja Sama Teluk, yaitu Arab Saudi, Kuwait, Bahrain, Oman, Qatar dan Uni Emirat Arab, telah memulangkan seluruh perwakilan mereka di Suriah.
Langkah ini dilakukan setelah Presiden Bashar al-Assad dianggap menolak rencana Arab untuk menghentikan pertumpahan darah di Suriah. Selain Arab, Amerika Serikat Senin lalu telah menutup kedutaannya di Sanaa. Beberapa negara Eropa juga mulai menarik perwakilan mereka.
Upaya Arab dan negara-negara Barat dalam menghentikan kekerasan di Suriah melalui Dewan Keamanan PBB kandas akibat veto Rusia dan China. Ini adalah kali kedua resolusi soal Suriah gagal akibat penentangan kedua negara tersebut.
Dalam resolusi dikatakan bahwa Liga Arab dan PBB menentang kekerasan militer Suriah dan menyerukan Assad untuk segera mundur. Rusia khawatir, resolusi ini akan menjadi pembuka campur tangan militer seperti halnya di Libya.
Pemerintahan Dmitry Medvedev memilih turun langsung ke Suriah untuk membujuk Assad. Selasa, Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Lavrov mengunjungi Damaskus untuk bertemu dengan Assad.
Dalam pertemuan, Lavrov mengatakan, Assad telah menyatakan komitmennya untuk mewujudkan rencana Liga Arab untuk menghentikan kekerasan di negara tersebut.
Duta Besar AS untuk PBB Susan Rice mengatakan bahwa hal tersebut telah disampaikannya berbulan-bulan lalu, tapi tidak dilakukan. Namun Rice yakin, waktu Assad berkuasa tinggal menghitung hari. "Ini adalah waktunya Anda menyerahkan kekuasaan dengan bertanggungjawab dan damai," kata Rice, dikutip dari CNN. (eh)