Suriah: Sukes Diplomasi Vladimir Putin?

Author : Administrator | Selasa, 11 Februari 2014 09:13 WIB
Russian President Vladimir Putin
Russian President Vladimir Putin

 

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--Presiden Rusia Vladimir Putin menekankan bahwa upaya-upaya diplomat Rusia telah mencapai keberhasilan baru dalam beberapa isu termasuk situasi di Suriah dan masalah nuklir Iran.

Dalam kabel ucapan selamat yang ditujukan kepada para diplomat Rusia pada kesempatan dari Hari Diplomat Rusia, Putin mengatakan, "melalui upaya-upaya kebijakan luar negeri Rusia, kami telah mencapai keberhasilan baru dan kami telah membuat kemajuan dalam sejumlah isu global, termasuk Suriah dan isu-isu Iran."

Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov menegaskan, bahwa diplomasi Rusia harus mengerahkan upaya besar untuk menyelesaikan krisis di Suriah.

Lavrov mengatakan bahwa tugas yang harus dilakukan mengenai krisis di Suriah adalah untuk menjaga proses penyelesaian yang telah dimulai.

Dia menambahkan bahwa masalah Timur Tengah dan Afrika Utara memiliki dampak negatif pada Rusia.

Sementara itu Wakil Menteri Luar Negeri Rusia Mikhail Bogdanov mengatakan, pertemuan troika yang terdiri dari Rusia, Amerika Serikat dan PBB akan diadakan pada tanggal 14 Februari di sela-sela konferensi internasional tentang Suriah "Jenewa II".

Dalam sebuah pernyataan kepada wartawan di Moskow, Bogdanov menambahkan bahwa Wakil Menteri Luar Negeri Rusia, Gennady Gatilov, Wakil Menteri Luar Negeri AS Wendy Sherman dan Utusan PBB untuk Suriah Lakhdar Brahimi, akan mengadakan pertemuan pada 14 Februari, menunjukkan perjanjian yang Rusia dan Amerika Serikat akan lakukan untuk mengawasi lebih lanjut terhadap kemajuan perundingan.

Dalam konteks yang sama, Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Rusia Alexander 
Lukashevic menekankan bahwa pelanggaran perjanjian antara pemerintah Suriah dan PBB di kota tua Homs oleh orang-orang bersenjata menciptakan lahan yang tidak cocok untuk putaran kedua konferensi Jenewa II.

Dalam sebuah pernyataan, ia menyatakan kepuasan Rusia atas keluarnya lebih dari 600 warga sipil, termasuk 210 perempuan dan 180 anak-anak dari kota tua Homs.

Sumber: www.republika.co.id
Shared:

Komentar

Tambahkan Komentar


characters left

CAPTCHA Image


Shared: