(REUTERS/Tyrone Siu)
|
VIVAnews - Konsulat Jenderal Republik Indonesia di Hong Kong memastikan tidak ada warga Indonesia yang menjadi korban dalam tabrakan kapal feri dan tugboat pada Senin malam lalu. Kecelakaan itu menewaskan 38 orang dan melukai 100 orang lainnya.
"Tidak ada WNI atau TKI yang menjadi korban. Pencarian korban lain masih terus dilakukan," kata pejabat fungsi konsuler Konjen RI di Hong Kong Hari Budiarto kepada VIVAnews.
Hari menjelaskan bahwa kebanyakan korban tewas adalah para pegawai perusahaan Hong Kong Electric dan keluarganya yang tengah rekreasi di pulau Lamma untuk menyaksikan pesta kembang api. Kapal yang mereka tumpangi tenggelam seketika usai menabrak tugboat di perairan dekat pulau tersebut.
"Ada acara intern di pulau Lamma dan mereka berencana menonton kembang api. Lalu terjadi kecelakaan, 36 meninggal, dan 100 orang terluka," jelas Hari.
Hong Kong adalah salah satu tujuan wisata favorit warga negara Indonesia. Menurut laporan pemerintah Hong Kong, tahun lalu terdapat 521.000 wisatawan asal Indonesia yang menyambangi pulau tersebut. Tahun ini, diperkirakan jumlahnya meningkat hingga dua kali lipat.
Kecelakaan yang disebut sebagai yang terparah selama 40 tahun ini mengejutkan warga Hong Kong yang rutin menggunakan perahu boat sebagai alat transportasi antar pulau. Sebelumnya, kecelakaan laut terparah terjadi pada 1971 ketika kapal feri tenggelam akibat badai topan, menewaskan 88 orang.
Tujuh orang ditahan pada penyelidikan awal kecelakaan feri-tugboat tersebut. Perusahaan Hong Kong Electric berkomitmen untuk memberi asuransi sebesar HK$200.000 (Rp247 juta) bagi keluarga korban tewas. Dalam tiga hari ke depan, perusahaan itu menggelar hari berkabung.