Venezuela Gelar Pemilu, Chavez Hadapi Lawan Berat

Author : Administrator | Senin, 08 Oktober 2012 09:43 WIB
Henrique Capriles dipeluk pendukungnya usai mengambil suara (REUTERS/Carlos Garcia Rawlins )

VIVAnews - Rakyat Venezuela pada Minggu waktu setempat berbondong-bondong mendatangi bilik suara untuk memilih presiden baru mereka. Dalam pemilihan kali ini, Hugo Chavez yang konservatif melawan rival terberatnya yang lebih moderat, Henrique Capriles.

Diberitakan Reuters, Minggu 7 Oktober 2012, tingkat pemilih yang datang dilaporkan mencapai 75 persen di seluruh Venezuela. Pemilihan yang seharusnya tutup pada pukul 6 sore terpaksa diperpanjang waktunya karena masih banyak warga yang mengantri untuk mencoblos.

Sementara itu, ribuan pendukung Chaves memadati jalan-jalan di Caracas menyambut Chaves yang akan memilih di sebuah sekolah di pemukiman kumuh. Beberapa orang memberikan bunga padanya, beberapa lainnya menyanyikan lagu puji-pujian dan meniup terompet.

Menjelang malam, ribuan orang ini berkumpul di depan istana kepresidenan Miraflores, bersiap untuk berpesta dan mendengarkan pidato Chavez dari atas balkon jika dia terpilih kembali. "Hari ini adalah hari kegembiraan, hari demokrasi, hari untuk negara ayah-ayah kita," kata Chavez.

Rival Berat Chavez

Tapi Chavez tidak bisa senang dulu. Pasalnya, Capriles yang 18 tahun lebih muda darinya tidak bisa dianggap enteng. Capriles, pengacara merangkap politisi ini tidak pernah kalah dalam pemilihan apapun. Dia berhasil menyatukan suara oposisi dan menantang Chavez dengan program-program segar yang lebih moderat.

Selain menggadang program solusi permasalahan sehari-hari seperti tingginya angka kriminal, mati listrik dan korupsi, lelaki 40 tahun ini juga mengklaim punya jurus jitu meningkatkan perekonomian Venezuela. Di antaranya program pendayagunaan swasta untuk program kesejahteraan sosial yang dicatutnya dari Brasil.

Dalam kampanyenya, jika terpilih, dia juga akan emngakhiri kepemimpinan model kroni dan nepotisme. Ribuan pendukung Capriles juga turun ke jalan-jalan Caracas di wilayah yang lebih makmur. Kebanyakan warga Venezuela di luar negeri juga diduga memilih Capriles.

Jika Capriles terpilih presiden, maka tokoh paling kritis di Amerika Latin terhadap kebijakan Amerika Serikat, Chavez, akan tersingkirkan. Kalahnya Chavez dipandang banyak pihak sebagai pembuka jalan bagi kontrak-kontrak minyak baru dengan Amerika dan negara-negara Barat.

Sumber dari kedua kandidat mengatakan, hasil pemilu nanti diperkirakan akan beda tipis. Jika Chavez kalah, banyak  yang khawatir akan terjadi kekacauan dan dia menolak untuk turun. Namun hal ini ditepis oleh Chavez yang bersumpah akan menghormati apapun hasil pemilu nanti. (sj)

Sumber: http://dunia.news.viva.co.id
Shared:

Komentar

Tambahkan Komentar


characters left

CAPTCHA Image


Shared: