Wakil Presiden Jusuf Kalla. Foto: MI/Immanuel Antonius |
Metrotvnews.com, Jakarta: Warga negara Indonesia yang jadi tawanan kelompok militan Abu Sayyaf masih belum dibebaskan. Pemerintah terus berupaya membebaskan lewat jalur komunikasi dengan pemerintah Filipina.
Wakil Presiden Jusuf Kalla mengatakan, negosiasi kemanusiaan tetap diutamakan. Dia berharap solusi terbaik bisa dicapai dalam waktu dekat.
Kalla mengaku belum tahu terkait uang tebusan yang telah disiapkan perusahaan tempat 10 WNI yang berprofesi sebagai anak buah kapal itu bekerja. Kata dia, pemerintah tak mendorong perusahaan untuk membayar tebusan.
Yang jelas, kata dia, pemerintah terus berupaya membebaskan para WNI. Caranya, komunikasi antarpemerintah. Namun, Kalla tak melarang jika perusahaan menempuh jalur sendiri untuk membebaskan karyawannya.
"Pemerintah tidak ingin melewati jalur, kalau pengusahanya ada jalur sendiri tentu itu terserah dia lah. Tapi pemerintah lewat jalur pemerintahan," kata Kalla di Kantor Wakil Presiden, Jalan Medan Merdeka Utara, Jakarta Pusat, Rabu (20/4/2016).
Kalla menilai Filipina cukup kooperatif dalam permasalahan ini. Filipina, kata dia, tak merencanakan serangan untuk membebaskan sandera karena takut korban berjatuhan.
Apalagi, sebuah serangan militer bisa membahayakan jiwa WNI yang ditawan. "Kita minta (serangan) itu jangan di daerah yang diperkirakan sandera itu berada," kata Kalla.