Akankah TNI Urungkan Niat Gunakan Nama Usman-Harun?

Author : Administrator | Sabtu, 08 Februari 2014 09:27 WIB
ANTARA/M Risyal Hidayate

 

Metrotvnews.com, Jakarta: Tentara Nasional Indonesia (TNI) berniat menamai salah satu kapal perang barunya dengan nama KRI Usman Harun. Namun, Singapura mengecam pemberian nama Usman dan Harun ke kapal jenis fregat yang dibeli dari Inggris itu. Mengapa? Siapakah keduanya?

Keduanya merupakan dua prajurit Korps Komando AL (kini Marinir TNI AL), yang mengebom Singapura saat operasi Dwikora. Pada tahun 1965, keduanya mengebom Macdonald House di Orchard Road.

Menteri Luar Negeri Singapura, K Shanmugam, menuliskan keberatannya ke Menlu Indonesia, Marty Natalegawa, Rabu (5/2) malam. Dia menilai pemakaian nama Usman dan Harun akan mengorek luka lama warga Singapura, khususnya keluarga korban peristiwa pengeboman tersebut.

Sementara, bagi pihak Indonesia, keduanya merupakan pahlawan. Pengabdian Sersan Usman dan Kopral Harun tidak akan dilupakan TNI AL. Pasalnya, kedua prajurit ini akhirnya dinyatakan bersalah dan digantung pemerintah Singapura akibat perbuatannya saat itu.

Juru bicara TNI, Laksamana Muda Iskandar Sitompul, menilai keberatan tersebut tidak menjadi soal. Pasalnya, ini dianggap sekedar beda persepsi antara dua negara. Masalah serupa pun sering terjadi.

Sejumlah pejabat di Kedutaan Besar Indonesia untuk Singapura pun menilai kasus ini hanya besar di media. Masyarakat Singapura sendiri tidak ambil pusing. 

Pemerintah Indonesia meminta Singapura lebih menghormati perbedaan persepsi antarnegara, termasuk tentang pemberian nama kapal perang tersebut.

Pada tahun 1960an, pemerintahan Soekarno memang gerah dengan pembentukan Negara Malaysia. Singapura dianggap pangkalan Blok Barat yang dapat mengancam Republik Indonesia.

Soekarno mengirim ribuan sukarelawan untuk bertempur di perbatasan Kalimantan dan Serawak. Berbagai operasi intelijen pun dilancarkan di Selat Malaka dan Singapura. Tujuannya untuk mengganggu stabilitas keamanan di Singapura.

Usman dan Harun adalah prajurit yang ditugaskan untuk mengebom pusat keramaian di Orchard Road. Ledakan dahsyat itu menghancurkan gedung perkantoran yang juga digunakan Hongkong tersebut dan sekitarnya. 

Tiga orang tewas dan 33 orang terluka parah pada peristiwa yang terjadi pada 10 Maret 1965 tersebut.

Sumber: www.metrotvnews.com
Shared:

Komentar

Tambahkan Komentar


characters left

CAPTCHA Image


Shared: