ANGGOTA Komisi VII DPR menyoroti ketimpangan alokasi anggaran di Kementerian Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Kemenristek Dikti) antara pendidikan tinggi dan penelitian.
Dari total pagu APBN 2017 yang didapat kementerian itu sebesar Rp39,73 triliun, dana riset hanya sebesar Rp1 triliun.
Anggota Komisi VII DPR dari Fraksi Partai Golkar Satya W Yudha yang menekankan bahwa di tengah keterbatasan anggaran seyogianya pemerintah tetap fokus dan total dalam hal pengembangan riset.
"Kita harapkan semua bisa terorganisasi dengan baik, meski kita tahu semua terbatas dengan sinkronisasi dan keputusan Menteri Keuangan," ucapnya.
Senada, Aryo PS, anggota dari Fraksi Gerindra menegaskan untuk hal-hal yang berteknologi tinggi serta memerlukan dana yang banyak maka DPR akan siap membantu berdasarkan pengajuan dari menteri.
"Jangan kalah sama Gojek. Kami siap membantu," tandasnya.
Tak langsung menjawab sorotan itu, Dirjen Penguatan Inovasi Kemenristek Dikti, Jumain Appe, menyebut pihaknya terus mengupayakan agar hasil riset anak bangsa dapat langsung dihilirisasi oleh industri. Salah satu caranya ialah dengan mengembangkan technopark.
"Ini syarat utama untuk melakukan inovasi. Ke depan, kita ingin semakin banyak riset inovasi yang dihasilkan dari berbagai penjuru negeri," tandasnya. (X-12)