|
VIVAnews - Angin puting beliung yang terjadi Jumat 7 Desember 2012, sore tadi di kawasan Bandar Udara Internasional Adisucipto, Yogyakarta, mengakibatkan sejumlah pesawat tidak bisa mendarat. Banyak rumah warga juga rusak akibat angin itu.
Rute penerbangan ke Adisucipto terpaksa dialihkan dan sebagian pesawat berbalik ke bandara asal. "Iya, tadi karena angin puting beliung di kawasan Bandara terpaksa sejumlah pesawat tidak bisa mendarat," kata Asisten Manager Sistem Informasi, Data Laporan dan Humas Bandara Adisucipto, Faizal Indra Kusuma, saat dihubungi VIVAnews.
Pesawat yang tidak bisa mendarat itu adalah Merpati MZ 3450 dari Bandung, yang dialihkan menuju Bandara Juanda Surabaya. Juga ada pesawat Garuda Indonesia GA 210 dari Jakarta terpaksa Return to Base (RTB) atau kembali ke Bandara Soekarno-Hatta.
"Selain itu pesawat Lion Air JT 556 dari Jakarta terpaksa berputar di kawasan Bandara selama 15 menit," ujarnya.
Pada saat kejadian kebetulan tidak ada jadwal penerbangan yang berangkat dari bandara Adisucipto, sehingga bandara tidak sempat ditutup.
"Angin puting beliung itu tidak berlangsung lama, hanya sekitar 15 menit dan jarak pandang masih normal," katanya.
Ratusan rumah rusak
Angin puting beliung juga terjadi di Sleman, Yogyakarta. Puluhan rumah di enam dusun di Desa Purwomartani, Kecamatan Kalasan rusak. Atapnya berteberangan dan sebagian tertimpa pohon.
"Saat angin datang terdengar suara gemuruh. Dalam waktu singkat genting rumah berterbangan, disusul dengan pohon bertumbangan," kata Widarto, warga Dusun Brommonilan.
Menurut Widarto, saat peristiwa terjadi, semua warga panik. "Bagaimana tidak panik, genting berterbangan dan pohon pada tumbang," yakinnya.
Camat Kalasan, Samsil Bakrie, mengatakan pihaknya hingga saat ini masih melakukan pendataan rumah warga yang rusak. "Kita masih pendataan, namun untuk korban jiwa tewas belum ada laporan," katanya.
Setelah 30 menit angin puting beliung berakhir, warga bersama relawan berusaha membuka akses jalan yang tertutup oleh batang-batang pohon tumbang. (ren)