(VIVAnews/Ikhwan Yanuar)
|
VIVAnews – Lalu lintas di depan stasiun dan halte busway Manggarai sangat padat hari ini, Senin 21 Januari 2013. Kepadatan lalu lintas terutama disebabkan penumpang Kereta Rel Listri (KRL) yang seluruhnya turun di Stasiun Manggarai, Jakarta Selatan.
Stasiun Manggarai menjadi stasiun perhentian terakhir bagi para penumpang KRL yang mayoritas terdiri dari kaum pekerja komuter, sejak Kamis pekan lalu, saat banjir besar menerjang Jakarta.
Banjir itu merendam rel dan beberapa stasiun di Jakarta, yaitu Sudirman, Tanah Abang, dan Jakarta Kota. Rel di Sudirman bahkan tergerus karena jebolnya Tanggul Banjir Kanal Barat di Latuharhary yang berada di sebelah perlintasan kereta.
Lumpuhnya beberapa stasiun itu membuat semua KRL dari Bogor atau Bekasi menuju Tanah Abang dan Jakarta Kota berhenti di Stasiun Manggarai. Akibatnya, penumpang di Manggarai pun membludak dan tak tertampung oleh angkutan yang ada di sana. Antrean bus TransJakarta di Manggarai pun mengular hingga ke luar halte.
Sebagian pengguna jasa TransJakarta akhirnya memilih menggunakan ojek atau taksi menuju kantor masing-masing karena mereka bahkan tidak bisa masuk ke dalam halte TransJakarta. Otomatis mereka harus mengeluarkan biaya lebih besar karena tukang ojek memanfaatkan situasi itu untuk menaikkan ongkos.
Wulan (25 tahun), salah seorang penumpang KRL, mengatakan ia seharusnya berhenti di Stasiun Gondangdia. Namun karena KRL tak sampai ke sana, maka ia terpaksa berhenti di Manggarai. “Ongkos ke luar lebih banyak karena saya harus naik taksi,” kata dia di Manggarai, Jakarta.
PT KAI sendiri mengatakan gangguan perjalanan KRL Bogor-Jakarta itu mengakibatkan kerugian cukup besar bagi perusahaan karena mengakibatkan penurunan jumlah penumpang.
“Penurunan penumpang sebesar 25-30 persen. Kalau dirupiahkan, biasanya pendapatan setiap hari mencapai Rp120 juta, saat ini hanya Rp90 juga,” kata Wakil Kepala Stasiun Bogor, Enjang Syarif Budiman. (umi)