Baidu PC Faster 4.0 |
BANDUNG, KOMPAS.com - Perusahaan layanan web dan mobile yang berpusat di Beijing China, Baidu, berambisi untuk mengalahkan Google untuk menjadi search engine atau mesin pencari di Internet terbesar dunia. Baidu meyakini ambisi tersebut bisa terealisasi pada tahun 2019 mendatang.
"Kalau ambisi pasti ada, pada tahun 2019 nanti kita mau jadi nomer satu di dunia. Target kita, Baidu digunakan oleh setengah penduduk di dunia," ujar Iwan Setiawan, Marketing Manager Baidu Indonesia di Bandung, Jawa Barat, Jumat (28/3/2014).
Untuk mencapai ambisi tersebut, Baidu akan melakukan ekspansi bisnis ke berbagai negara. Menurut Iwan, sampai saat ini produk Baidu sudah menyebar ke beberapa negara di Asia, Afrika dan Amerika Selatan.
"Kita sudah ada di Jepang, Korea Selatan, Thailand, Indonesia, Vietnam, Uni Emirat Arab, Mesir, Argentina dan Mexico," katanya.
Meski demikian, Iwan mengaku pihaknya belum memiliki strategi khusus. Baidu sebutnya, akan melihat perkembangan pasar yang belum bisa diprediksi. "Kita ingin apapun produknya, mau PC Faster atau apapun yang penting konsumen tahu bahwa itu produk Baidu. Setelah itu baru kita lihat perkembangannya, karena bisnis seperti ini tidak bisa diprediksi," katanya.
Total pengguna Baidu di dunia saat ini mencapai 51 juta pengguna dengan 4 juta pengguna berasal dari Indonesia. Sejak 2013 lalu, Baidu telah meperkenalkan produk-produknya di Indonesia seperti Baidu PC Faster, Baidu Antivirus dan Baidu Browser.
Menurut salah satu situs yang menyajikan peringkat website, Alexa.com, Baidu menempati peringkat lima sebagai situs top dunia. Dalam situs tersebut, peringkat pertama ditempati Google, dibawahnya ditempati Facebook, Youtube dan Yahoo.
Selain layanan produknya di PC, perusahaan yang didirikan Robin Li, tahun 200 ini, menyediakan produknya untuk mobile dalam rangka menjangkau pelanggan yang lebih luas.