Warga keluar rumah mereka, setelah banjir lahar dingin Gunung Gamalama menerjang tempat tinggal mereka . Ifan Gusti untuk TEMPO |
TEMPO.CO, Ternate - Ribuan warga dari enam kelurahan di dua kecamatan di Kota Ternate, Rabu malam, 14 Desember 2011, terpaksa dievakuasi akibat banjir lahar dingin Gunung Gamalama.
Wali Kota Ternate Burhan Abdurahman mengatakan, dari enam kelurahan, warga yang dievakuasi kebanyakan berasal dari Kelurahan Tubo, Dufa-Dufa dan Loto, serta Togafo. Untuk kelurahan tersebut, hampir semua warga yang rumahnya berada di samping jalur aliran lahar dingin dievakuasi ke tempat yang aman.
"Rata-rata mereka kami evakuasi ke pos yang kami sediakan. Langkah ini penting agar keselamatan warga bisa terjamin," kata Burhan yang dihubungi Tempo, Kamis, 15 Desember 2011.
Menurut Burhan, akibat banjir lahar dingin Gunung Gamalama, selain ribuan warga yang dievakuasi, puluhan rumah pun dinyatakan rusak berat. Bahkan seorang warga sempat terseret banjir lahar dingin. “Tapi beruntung selamat dan sekarang telah mendapatkan perawatan di rumah sakit," ujarnya.
Menyusul banjir lahar dingin itu, Pemerintah Kota Ternate saat ini telah menetapkan dan memperpanjang tanggap darurat dan langkah cepat evakuasi. "Saya juga sudah meninjau lokasi bencana dan warga telah kami imbau untuk tetap waspada," ujar Burhan.
Sementara Wakil Wali Kota Arifin Djafar mengatakan, untuk ancaman banjir lahar dingin, Pemerintah Kota Ternate setidaknya mewaspadai lima jalur yang tersebar di seluruh Kota Ternate. Lima titik tersebut di antaranya adalah wilayah jalur Kalumata-Toboko, jalur Tanah Tinggi-Maliaro, jalur Dufa-Dufa-Tubo, jalur Loto, dan jalur Togafo.
"Wilayah ini selalu diterjang banjir lahar dingin. Karena itu, warga di wilayah ini selalu kami imbau untuk tetap waspada," ujar Arifin.
Akibat banjir lahar dingin semalam, sedikitnya tercatat 67 rumah warga rusak berat dan ribuan warga dievakuasi. Selain itu, tiga jembatan tersapu banjir tersebut.