Biksu Nepal Berdoa untuk Perdamaian Indonesia

Author : Administrator | Sabtu, 14 Januari 2012 10:50 WIB
Inayah, putri bungsu Gus Dur (Antara/ Ismar Patrizki)

VIVAnews - Ani Choying Drolma, biksuni asal Nepal, mengekspresikan keprihatinannya atas segala bentuk kekerasan di dunia, termasuk Indonesia, dengan menggelar doa bersama pemuka lintas agama di Zhang Palace Surabaya, Sabtu 14 Januari 2012. Itu menjadi rangkaian misinya menyerukan perdamaian dunia.

Untuk di Indonesia, Ani Choying mengaku gembira karena mendapat dukungan dari golongan pendukung Gus Dur (Gusdurian) di Surabaya. Dan, putri bungsu almarhum Abdurrahman Wahid, Inayah Wahid, dijadwalkan mendampingi Ani Choying selama doa bersama berlangsung.

Inayah mengatakan, dia sangat mengapresiasi kegiatan itu termasuk doa bersama yang dilakukan. Karena itu, dia langsung menyanggupi saat Buddhist Education Centre (BEC) penyelenggaran meminta dirinya mendukung acara itu.

"Zaman sekarang, sepertinya sudah tidak relevan lagi bicara perbedaan, apalagi sampai menimbulkan intimidasi dan kekerasan,'' kata Inayah di Surabaya.

Menurutnya, jika semua kelompok dan golongan agama berdoa bersama, dia yakin dengan kebersamaan Tuhan mengabulkan dan memberi perdamaian di Indonesia.

Sementara, melalui penerjemahnya, Ani Choying mengatakan, sebenarnya semua agama memiliki ajaran moral yang sama. Yakni, membawa misi damai dan keselamatan di bumi. "Semua doa kepada Tuhan juga sama, yang penting adalah ketulusan kita dalam berdoa," Choying.

Ani menyebut, Indonesia dulu penganut ajaran Budha dari Nepal. Saat ini mayoritas warganya muslim, dan diharapkan hubungan baik Indonesia-Nepal tetap terjalin.

Untuk doa bersama dikemas dalam lantunan 'Sutra Tripitaka' menyuguhkan suara emas Ani Choying Drolma. Dipastikan, sekitar 500 orang dari tokoh agama, tokoh masyarakat, pelajar dan masyarakat umum ikut hadir.

Aktivis Kemanusiaan

Ani Choying ini dikenal aktif di berbagai misi kemanusiaan di penjuru dunia. Ia getol memperjuangkan kemajuan pendidikan anak dan perempuan, pelayanan kesehatan untuk warga miskin, dan perlindungan hewan.

Choying juga dikenal Pendiri Nun Welfare Fondation of Nepal dan aktif di sekolah khusus biksuni Arya Tara, rumah sakit ginjal dan rumah ibu serta pemerhati lingkungan.

Beberapa kekerasan berbau SARA masih melanda Indonesia, akhir-akhir ini. Sebut saja penyerangan jemaat Ahmadiyah di sejumlah daerah, penyerangan terhadap Pesantren Syiah di Sampang, Jawa Timur, bahkan konflik keberadaan Gereja Kristen Indonesia Taman Yasmin di Bogor.

Sumber: http://nasional.vivanews.com
Shared:

Komentar

Tambahkan Komentar


characters left

CAPTCHA Image


Shared: