Pramdia Arhando Julianto- Penandatanganan kerja sama antara Badan Pengelola Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan dengan National Health Insurance Service (NHIS) Korea Selatan di Hotel Sanur Paradise, Denpasar, Bali, Rabu (22/2/2017).
DENPASAR, KOMPAS.com - Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan menargetkan hingga tahun 2019 mendatang dapat meningkatkan angka kepesertaan BPJS Kesehatan hingga 257 juta orang.
Direktur bidang Hukum, Komunikasi, dan Hubungan antar Lembaga BPJS Kesehatan Bayu Wahyudi mengatakan, dalam tempo tiga tahun BPJS Kesehatan telah mampu menjangkau 70 persen total penduduk Indonesia.
"Hanya dalam waktu tiga tahun, program Jaminan Kesehatan Nasional-Kartu Indonesia Sehat kini telah meng-cover hampir 70 persen total penduduk Indonesia atau 174 juta penduduk. 2019 kami targetkan untuk bisa coverage 257,5 juta kesehatan penduduk Indonesia," paparnya di Hotel Sanur Paradise, Denpasar,Bali, Rabu (22/2/2017).
Sementara pada tahun ini BPJS Kesehatan menargetkan mampu meningkatkan angka kepesertaan menjadi 201 juta penduduk dari 174 juta.
"Dari 174 juta yang sudah ada kami harapkan naik menjadi 201 juta. Ini target yang BPJS kejar till the end of this year," paparnya.
Bayu mengungkapkan, dalam meningkatkan angka kepesertaan BPJS Kesehatan pihaknya tengah menjalankan beberapa upaya dan strategi.
"Upayanya lewat badan usaha, mendorong kepatuhan, sampai ke kerja sama dengan asuransi kesehatan swasta komersial, dan juga pengaturan soal badan usaha yang masih nakal tidak mau mendaftarkan karyawannya. Dan itu bisa dapat kurungan penjara sampai delapan tahun dan denda sampai Rp 1 miliar," jelasnya.
Selain itu, menurut Bayu, pihaknya juga tengah mengintensifkan program kerja sama yang sifatnya berupa potongan harga bila menggunakan kartu BPJS Kesehatan di berbagai outlet, hotel yang telah berkerja sama dengan BPJS kesehatan.
Bayu menegaskan, kerja sama antar negara juga akan diperluas, sebab, sudah saatnya kini BPJS Kesehatan 'go internasional'.
Dia menuturkan, dalam waktu dekat akan ada konferensi internasional di Yogyakarta yang diikuti oleh 11 negara dari Eropa, Asia, dan Afrika.
Dimana konferensi itu bertujuan mencari solusi permasalahan bersama dalam menjalankan program jaminan kesehatan masyarakat di masing-masing negara.
"Jadi dari tanggal 27 Februari sampai dua Maret itu akan ada pertemuan internasional, jaringan pembelajaran internasional yang akan dilaksanakan di Jogja. Kami akan mengadakan pertemuan di sana sifatnya sebagai network dan saling belajar dan mencari problem solving di masing-masing negara, untuk mengatasinya dan implementasi yang terbaik untuk bangsa dan negara ini," pungkas Bayu.
Penulis | : Pramdia Arhando Julianto |
Editor | : Aprillia Ika |