Dua hari lalu, tepatnya Senin (31/10/2011) Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) melaunching album barunya yang bertajuk 'Harmoni' di teater kecil Taman Ismail Marzuki (TIM). Kemarin, buku "Harus Bisa" SBY yang ditulis oleh Dino Patti Djalal juga diluncurkan di Paris, Prancis.
Buku "Harus Bisa" yang dilaunching di sela-sela kegiatan Presiden mengikuti KTT G20 dan menghadiri undangan UNESCO ini diterjemahkan dalam Bahasa Prancis, berjudul Vouloir c'est Pouvoir. Dua orang Prancis ditunjuk untuk menerjemahkan, yakni M. Jean Rocher dan M. Jean Francois Cottaz.
Dino Patti Djalal yang saat itu masih menjabat sebagai Staf Khusus Presiden Bidang Hubungan Internasional, dalam buku yang mengisahkan tentang gaya kepemimpinan Presiden SBY tersebut menilai SBY adalah sosok yang selalu menyeimbangkan antara nasionalisme dan internasionalisme.
"Beberapa hal yang menonjol dalam kepemimpinan beliau adalah sifatnya yang selalu positif dan kemampuannya menciptakan keseimbangan antara kebijakan dengan populisme," kata Dino seperti ditulis presidenri.go.id, Rabu (2/11/2011).
Buku yang dalam versi Bahasa Indonesia diterbitkan pada tahun 2008 ini berisi 430 halaman yang terbagi dalam enam bab, yaitu Memimpin Dalam Krisis, Memimpin Dalam Perubahan, Memimpin Rakyat dan Menghadapi Tantangan, Memimpin Tim dan Membuat Keputusan, Memimpin di Pentas Dunia, serta Memimpin Diri Sendiri. Buku yang mengisahkan tentang gaya kepemimpinan Presiden SBY ini sudah pun sudah diterjemahkan dalam bahasa Inggris dan Mandarin.
Entah sudah berapa eksemplar yang terjual, buku yang bersampul biru dengan gampar Presiden SBY memakai baju merah ini acap kali dibagikan secara gratis di Istana, pada saat Istana sedang menggelar acara. Catatan detikcom, tak kurang dari tiga kali, buku itu pernah dibagi-bagikan secara gratis di Istana.
Sementara album Presiden SBY yang keempat sebelumnya juga telah diluncurkan. Tanpa kehadiran Presiden, album yang dinyanyikan oleh artis-artis papan atas tersebut diluncurkan dengan meriah di TIM. Dua ratusan tamu undangan memadati gedung teater kecil TIM, Senin (31/10/2011) lalu.
Sembilan artis papan atas ikut menyumbangkan suara emasnya dalam album ini, yaitu Afgan (Kembali), Shandy Sondoro (Untuk Bumi Kita), Rio Febrian (Kuyakin Sampai Disana), Agnes Monica dan Andy/Rif (Berkelana ke Ujung Dunia), Joy Tobing (Adakah), Rafika Duri dan Harvey Malaiholo (Harmoni yang Indah), Jeffrey Pescetto (Save Our World), dan Joy Tobing lagi (Bersatu dan Maju).
Lagu Bersatu dan Maju yang dinyanyikan oleh Joy Tobing rencananya akan dinyanyikan dalam pembukaan SEA Games ke-XXVI di Palembang 11 November nanti.
Presiden SBY di sela-sela kesibukannya memang sering menyempatkan diri menulis lagu. Album 'Rinduku Padamu' ciptaan SBY banyak dinyanyikan penyanyi terkenal seperti Edo Kondologit dan Widi AB-3.
Setelah sukses 'Rinduku Padamu' (2006), SBY meluncurkan album 'Majulah Negeriku' (2007). Kemudian album ketiga merupakan album instrumentalia bertema 'Evolusi' (2009) yang berasal dari dua album sebelumnya.
Peluncuran album Presiden yang keempat ini mendapat sambutan pro dan kontra. Presiden dikritik karena dianggap terlalu sering mengeluarkan album, sementara berbagai masalah yang dihadapi bangsa tak kunjung selesai.
"Presiden selama ini bisa sering bikin album. Tapi kenapa tidak bisa menghapus pembajakan," sindir pengamat musik Deni Sakri saat peluncuran album SBY di TIM