VIVAnews - Menteri Riset dan Teknologi, Gusti Muhammad Hatta, meresmikan uji coba bus listrik yang diberi nama Hevina, di Taman Pintar Yogyakarta, Senin, 20 Mei 2013.
Peresmian bus listrik hasil karya Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) itu, ikut disaksikan gubernur DIY, wali kota Yogyakarta, pejabat LIPI, dan pajabat dari Dinas Perhubungan Provinsi DIY serta Kota Yogyakarta.
Pengunjung Taman Pintar Kota Yogyakarta yang hadir dapat merasakan langsung bus listrik Hevina dengan berkeliling dengan rute Taman Pintar-Jalan Mataram-Malioboro dan kembali ke Taman Pintar sepanjang 8,2 kilometer.
Pengunjung juga dapat belajar mengenai keunggulan bus listrik ini. Uji coba bus listrik yang dibuat dengan biaya riset mencapai Rp1,2 miliar itu akan dilakukan selama tiga bulan.
"Bisa naik secara gratis. Bus ini juga menjadi wahana baru di objek wisata edukasi kebanggaan Yogya," kata Wali Kota Yogyakarta, Haryadi Suyudi, di Taman Pintar Kota Yogyakarta.
Menurut Haryadi, kehadiran bus listrik Hevina menjadi solusi berbagai masalah transportasi. Sebab, bus ini lebih hemat energi dengan sumber energi listrik, tanpa dampak emisi gas buang dan kebisingan.
Sementara itu, Menristek Gusti Muhammad Hatta, menambahkan, permasalahan yang dihadapi bus listrik ini adalah daya tampung energi yang mampu digunakan untuk berjalan dengan jarak tempuh yang relatif jauh. Jika kendala itu dapat diatasi, bus listrik siap untuk diproduksi massal.
"Akan ada prototype yang lebih baik dan pada tahun 2015 sudah akan diproduksi puluhan bus listrik. Tahun berikutnya akan semakin banyak," jelasnya.
Agar produsen mobil tertarik untuk membuat mobil listrik, menurut menristek, akan ada kebijakan tentang pajak yang lebih ringan dibandingkan dengan mobil yang menggunakan BBM serta kemudahan yang lainnya.
"Yang jelas, memproduksi mobil listrik akan jauh menghemat energi, tidak bising dan tidak mencemari lingkungan," katanya.
Lebih lanjut, menristek mengatakan, untuk biaya riset pembuatan bus listrik menghabiskan anggaran Rp1,8 miliar. Sementara itu, untuk memproduksi satu unit bus listrik ini menghabiskan biaya sekitar Rp1,2 miliar. Namun demikian, jika nantinya diproduksi secara massal, harganya akan lebih murah.
Sementara itu, Gubernur DIY, Sri Sultan HB X, mengatakan, bus listrik menjadi solusi atas keterbatasan energi, khususnya minyak. Upaya ini juga menjadi solusi atas polusi yang semakin tinggi di Yogyakarta, dengan semakin banyaknya kendaraan roda dua hingga roda empat, baik pribadi maupun angkutan umum.
"Ini salah satu solusi untuk mengatasi borosnya energi, khususnya BBM dan untuk mengatasi polusi yang semakin tinggi di Kota Yogyakarta ini," katanya. (art)
sumber : vivanews