China Kembali Perketat Tayangan Sinetron

Author : Administrator | Sabtu, 04 Agustus 2012 10:49 WIB
Seorang warga China melintas toko televisi di Beijing (REUTERS/Wilson Chu)

VIVAnews - Pemerintah China kembali meningkatkan kontrol atas tayangan hiburan televisi di penjuru Tiongkok. Kali ini, mereka melarang acara yang mengadaptasi siaran asing dan tidak boleh ada adegan pertengkaran keluarga yang berlebihan di sinetron. Tayangan lelucon dalam drama bertema sejarah pun dilarang.

Menurut kantor berita Reuters, 3 Agustus 2012, larangan baru ini diumumkan Badan Negara Radio, Film, dan Televisi China. Larangan itu sudah diterapkan beberapa hari lalu, ungkap media Beijing News milik pemerintah China.

Pemerintah juga menerapkan larangan lain, yaitu pembuatan sinetron yang diadaptasi dari permainan komputer daring (online). Pihak berwenang juga menuntut agar tayangan drama berlatar belakang revolusi komunis China - yang jadi tayangan pokok semua stasiun televisi nasional - harus benar-benar menunjukkan perbedaan mana yang pahlawan dan mana yang tokoh jahat.

Pemerintah China secara berkala menerapkan pengetatan baru dalam mengatur tayangan hiburan di stasiun-stasiun televisi. Ini mengingat persaingan antar stasiun televisi kian sengit demi merebut banyak pengiklan dan penonton setelah pemerintah mengurangi subsidi, sehingga mereka mulai menawarkan tayangan-tayangan yang kurang berkenan di mata pihak berwenang.

Pada 2002, contohnya, Beijing mencabut izin siaran atas sinetron asal Taiwan yang sedang populer saat itu, "Meteor Garden." Menurut pihak berwenang, sinetron yang dibintangi grup boyband F4 itu memperlihatkan kemewahan yang berlebihan dan bisa merusak kaum muda China. Bahkan, sinetron itu dianggap sebagai "heroin elektronik."

Pemerintah terus mendorong semua stasiun televisi menyiarkan lebih banyak program yang "lebih sehat," seperti yang bertema keselamatan publik dan pekerjaan rumah.  

Selain siaran televisi, China pun gencar memperketat kendali atas Internet. Pada Juli lalu, dua laman video sosial Youku Inc. dan Tudou Holdings Co. - atau YouTube versi China - menderita anjloknya harga saham masing-masing. Penurunan ini terlihat setelah pemerintah China menerapkan razia atas laman-laman Internet, yang dianggap tidak layak publikasi. (sj)

Sumber: http://dunia.news.viva.co.id
Shared:

Komentar

Tambahkan Komentar


characters left

CAPTCHA Image


Shared: