Metrotvnews.com, Jakarta: Rencana unjuk rasa di Jakarta besok mendapat tanggapan beragam dari para petinggi di daerah. Ada yang tegas melarang warganya berangkat ke Ibu Kota, ada yang membolehkan, serta ada pula yang tidak secara tegas melarang atau membolehkan.
Kapolda Jawa Tengah Irjen Condro Kirono mengimbau para pemuka Nahdlatul Ulama (NU) dan Muhammadiyah di wilayahnya agar tidak memberangkatkan santri ke Jakarta.
"Sampaikan aspirasi di Jawa Tengah saja, kemudian berdoa dan kami dari Polda Jateng akan berikan pengamanan secara persuasif agar unjuk rasa aman dan masyarakat tidak terganggu," kata Condro seusai pertemuan tertutup dengan pengurus MUI, NU, dan Muhammadiyah di kantor Gubernur Jawa Tengah, Rabu (2/11/2016).
Menurutnya, sekitar 960 orang dari Jawa Tengah yang berangkat ke Jakarta didominasi aktivis dan simpatisan FPI. Dari informasi yang didapat Polda Jateng, mereka berasal dari Temanggung, Solo Raya, Pekalongan, dan Cilacap, terkoordinasi dengan menggunakan bus.
"Yang terdeteksi itu dari Temanggung, Solo Raya, Pekalongan, dan Cilacap," ujar Direktur Intelkam Polda Jawa Tengah Kombes Yakobus Marjuki.
Imbauan serupa dilontarkan Kapolda Bangka Belitung Brigjen Anton Wahono. Ia belum memastikan ada-tidaknya warga Bangka Belitung yang akan ke Ibu Kota.
Namun, dia mengimbau kepada seluruh elemen masyarakat untuk tidak ke Jakarta. "Saya mengimbau kepada seluruh masyarakat agar tidak bergabung ke Ibu Kota untuk demo penistaan agama."
Harapan serupa disampaikan Gubernur Kalimantan Timur Awang Faroek Ishak. Ia meminta semua elemen masyarakat untuk mengurungkan niat ke Jakarta. "Tidak perlu rakyat Kalimantan Timur ikut-ikutan," ucapnya.
Sikap berbeda disampaikan Bupati Temanggung Bambang Sukarno. Dia mempersilakan warganya berangkat ke Jakarta. "Ya, kami persilakan bila ada yang mau berdemo, menyampaikan pendapat. Itu hak sebagai warga negara."
Bupati Klaten, Sri Hartini, pun tidak melarang warganya ke Jakarta. "Hanya, mereka yang berangkat diminta untuk tetap menjaga nama baik Klaten."
Dari Sumatera Barat dilaporkan, sekitar seribu orang bertolak ke Jakarta untuk terlibat dalam demo yang menurut rencana akan berpusat di depan Istana Negara.
Selasa 2 November, Presiden Joko Widodo berbincang dengan para tokoh agama dari Majelis Ulama Indonesia, Nahdlatul Ulama, dan Muhammadiyah, di Istana Negara. Sehari sebelumnya, Presiden menemui Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto.
Dalam dua kali pertemuan berbeda tersebut, Presiden meminta tokoh agama dan elite politik menyampaikan pesan damai ke masyarakat. Presiden juga berharap, kerukunan umat terus terjaga.
"Nasihat penuh kesejukan dan penuh kedamaian dari para ulama sangat dinanti oleh umat," kata Presiden di hadapan para ulama. (Media Indonesia)