Daripada Kampanye Hitam, Lebih Baik Kampanye Negatif

Author : Administrator | Selasa, 25 Maret 2014 09:01 WIB
Pengamat politik Hanta Yudha

JAKARTA, KOMPAS.com - Direktur Eksekutif Pol-Tracking Hanta Yudha menilai, ada dua kampanye yang dilakukan untuk menjatuhkan lawan politik. Dua kampanye tersebut adalah kampanye hitam (black campaign) dan kampanye negatif (negative campaign). Ia menilai, di antara dua jenis ini, kampanye negatif lebih baik dilakukan daripada kampanye hitam. 

"Terutama bagi negara demokrasi seperti kita ini, justru negative campaign akan sangat baik dilakukan," kata Hanta kepada Kompas.com, Senin (24/3/2014).

Ia menjelaskan, kampanye negatif adalah upaya menyerang lawan politik berdasarkan fakta yang ada. Biasanya, sebelum melancarkan kampanye negatif, penyerang akan mencari tahu terlebih dahulu informasi mengenai lawan politiknya.  

"Jadi mereka bisa mengetahui data dan fakta yang jelas, apa nantinya yang akan diserang," katanya. 

Dalam kampanye negatif, penyerang akan menunjukkan jati dirinya. Serangan yang dilakukan juga berupa gagasan dan kebijakan politik, bukan hal-hal yang bersifat pribadi. 

"Misalnya ada kritikan yang mengatakan kenapa Ical selalu membangga-banggakan era Soeharto dalam kampanyenya. Padahal era Soeharto itu banyak kekurangan. Seperti itu kira-kira,"paparnya.

Sementara, kampanye hitam dilakukan dengan melempar serangan tanpa diikuti dengan data yang sahih sehingga mengarah ke fitnah. Pelaku kampanye hitam biasanya akan menyembunyikan jati dirinya. 
 

"Artinya serangan itu tidak berani disampaikannya secara langsung," ujar Hanta. 

Selain itu, lanjut Hanta, hal yang diserang dalam kampanye hitam biasanya lebih bersifat pribadi. Pelaku kampanye hitam tidak menyerang gagasan atau pun kebijakan politik tokoh tersebut.
 
"Misalnya kehidupan pribadinya yang negatif diungkit-ungkit," kata Hanta.

Dalam kontestasi politik, kampanye seperti ini wajar dilakukan, baik di Indonesia mau pun negara-negara lain di dunia. Hanta memprediksi kampanye negatif dan kampanye hitam akan terus terjadi hingga usainya pesta demokrasi lima tahunan. Ia mengingatkan para kandidat untuk waspada dan siap menghadapi dua jenis kampanye ini.
Sumber: http://nasional.kompas.com
Shared:

Komentar

Tambahkan Komentar


characters left

CAPTCHA Image


Shared: