Jakarta -Laju penguatan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) yang terjadi sejak akhir pekan lalu mulai terhenti. Hari ini, dolar kembali menyentuh level Rp 12.000.
Mengutip data Reuters, Rabu (22/10/2014), dolar AS saat ini berada di posisi Rp 12.025. Posisi terlemah dolar AS adalah di Rp 12.000.
Euforia kehadiran pemerintahan baru di bawah pimpinan Presiden Joko Widodo (Jokowi) sepertinya sudah berakhir. Menurut Eric Alexander Sugandi, Ekonom Standard Chartered Bank, pelaku pasar sudah mulai rasional.
"Euforia politik dari pelantikan Pak Jokowi sepertinya sudah berakhir. Sekarang market kembali rasional dan melihat ke arah lain," kata Eric kepada detikFinance.
Faktor yang dilihat pasar, lanjut Eric, adalah dari eksternal. Rencana kenaikan suku bunga di AS dan perlambatan ekonomi Tiongkok menjadi sentimen negatif.
Pada kuartal III-2014, pertumbuhan ekonomi Negeri Tirai Bambu tercatat 7,3% dibandingkan periode yang sama pada 2013. Melambat dibandingkan kuartal sebelumnya yaitu 7,5%.
Pelemahan ekonomi Tiongkok juga membuat pelaku pasar cenderung kembali ke instrumen paling aman yaitu dolar AS. Ini menyebabkan dolar AS menguat dibandingkan mata uang lainnya.
Namun, Eric menyebutkan ada peluang rupiah menguat kembali ketika Jokowi mengumumkan komposisi kabinet hari ini. Jika kabinet baru dinilai mumpuni, maka akan membawa sentimen positif baru.
"Rupiah bisa menguat lagi kalau kabinet baru dilihat positif. Tapi kembali lagi, ini sepertinya tidak akan lama karena hanya faktor psikologis. Hari berikutnya bisa saja melemah lagi," jelas Eric.(hds/hds)