Intelektual Muda NU Ulil Abshar Abdalla, pengamat politik CSIS J.Kristiadi, dan sahabat Gus Dur Bondan Gunawan, dalam acara saresehan mengenang tujuh tahun wafatnya Gus Dur di kantor MMD Initiative, Matraman, Jakarta Pusat, Rabu (11/1/2017).
JAKARTA, KOMPAS.com- Pengamat politik dari Center for Strategic and International Studies (CSIS) J. Kristiadi mengaku kagum terhadap sosok Presiden keempat RI Abdurrahman Wahidatau akrab disapa Gus Dur.
Menurut Kristiadi, Gus Dur memiliki pemikiran yang sangat mendalam dan relevan hingga saat ini.
"Saya kagum dengan Gus Dur. Di mata saya Gus Dur seperti 'juru selamat'. Pikiran-pikirannya relevan dan sangat mendalam," ujar Kristiadi, dalam acara saresehan mengenang tujuh tahun wafatnyaGus Dur, di Kantor MMD Initiative, Matraman, Jakarta Pusat, Rabu (11/1/2017).
Salah satu gagasan Gus Dur semasa hidupnya yang cukup penting adalah memadukan konsep ketuhanan dengan kemanusiaan.
Kristiadi menjelaskan, dalam konsep tersebut, Gus Durberpendapat bahwa setiap umat beragama harus memuliakan Tuhan dengan cara menjunjung nilai-nilai kemanusiaan.
"Pergulatan pemikiran Gus Dur ingin memadukan ketuhanan dengan kemanusiaan. Ketuhanan yang memuliakan manusia," kata dia.
Pada kesempatan yang sama, intelektual muda NU Ulil Abshar Abdalla mengatakan, Gus Dur berpandangan, tidak ada jarak antara ke-Indonesia-an dan keislaman.
Ia menyebutkan, dalam sebuah buku Gus Dur pernah menulis bahwa Islam bukan merupakan ideologi alternatif melainkan komplementer.
Agama Islam, kata Ulil, cenderung menyempurnakan nilai-nilai tradisi yang sudah ada di masyarakat.
"Bukan mengganti atau memusuhi nilai-nilai yang ada di masyarakat. Artinya saling melengkapi. Gus Dur membuat perubahan yang sangat penting dengan menanamkan pemahaman tersebut kepada seluruh warga NU," ujar Ulil.
Dalam saresehan mengenang tujuh tahun wafatnya Gus Dur itu, hadir sejumlah tokoh nasional yang dikenal dekat seperti cendekiawan muslim Mahfud MD, Alwi Shihab, Menteri Koordinator bidang Kemaritiman dan tokoh agama Katolik Romo Benny Susetyo.
Selain itu hadir pula istri Gus Dur, Shinta Nuriyah Wahid, Ketua Lakpesdam NU Rumadi Ahmad dan sahabat dekat Gus Dur, Bondan Gunawan.
Penulis | : Kristian Erdianto |
Editor | : Inggried Dwi Wedhaswary |