Metrotvnews.com, Jakarta: Majelis Ulama Indonesia mengingatkan pengelola media massa untuk menjadikan bulan Ramadan sebagai bulan edukasi khususnya di bidang keagamaan. Tayangan-tayangan yang bersifat horor, violence, seks, dan mistik sepantasnya dihilangkan dari layar kaca.
Ketua Bidang Komunikasi MUI Sinansari Ecip menyampaikan harapan tersebut pada acara "breakfast meeting" yang diselenggarakan Menteri Komunikasi dan Informatika Tifatul Sembiring di Kantor Menkominfo, Jakarta, Senin (29/4).
Menurut Ecip, terutama televisi memang penting untuk memberikan tontonan kepada masyarakat. "Hanya saja di samping tontonan, hendaknya tidak dilupakan masalah tuntunan," kata Ecip.
Meski ada kemajuan dalam tayangan televisi, Ecip masih melihat hal-hal yang kurang mendidik dalam acara yang disajikan. Terutama tayangan yang bersifat horor, violence (kekerasan), seks, dan mistik masih banyak mewarnai acara-acara televisi.
"Saya meminta agar acara yang saya istilah "HVS + mistik" dihilangkan. Saya percaya bahwa televisi akan tetap bisa berkembang baik, meski tidak menayangkan acara-acara seperti itu," kata Ecip yang pernah menjadi menjadi pengurus Komisi Penyiaran Indonesia.
Menkominfo Tifatul Sembiring berharap waktu dua bulan yang ada dipakai semua stasiun televisi untuk melihat kembali materi Ramadan yang akan ditayangkan. Pengelola televisi diharapkan lebih bijaksana untuk memilih tayangan-tayangan yang berkualitas.
"Setelah 11 bulan dipenuhi berbagai kegiatan, tidak ada salahnya satu bulan dipakai untuk memberikan tayangan yang memberi nilai edukasi kepada masyarakat," ujar Tifatul.
Menkominfo tidak lupa mengingatkan pengelola televisi dan media massa untuk mengedepankan profesionalisme di ruang redaksi dalam liputan Pemilihan Umum 2014. Ia berharap agar media massa tidak dijadikan alat kepentingan partai politik tertentu. (Suryopratomo)