Indonesia-Belanda rintis biogas rumah di Bali

Author : Administrator | Jum'at, 27 April 2012 11:18 WIB
Ilustrasi-Seorang pengunjung memperhatikan maket pembuatan biogas skala rumah tangga dalamsebuah pameran di Jakarta beberapa waktu lalu. (ANTARA/Rosa Panggabean)

Denpasar (ANTARA News) - Pemerintah Indonesia bekerja sama dengan Belanda merintis pengembangan biogas rumah (BIRU) dengan sasaran membangun 500 unit hingga akhir 2012 di berbagai daerah di Provinsi Bali.

"Proyek percontohan energi terbarukan yang ramah lingkungan itu sudah dibangun 39 unit dan mendapat apresiasi positif masyarakat untuk membangun hal yang sama dalam memenuhi kebutuhan enegeri listrik," kata Koordinator pengembangan BIRU Bali, I Gede Suarja.

Ia mengatakan, apresiasi dari masyarakat dan instansi terkait di Bali antara lain Bidang Pertambangan dan Sumberdaya Mineral Bali, Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Provinsi Bali, DLH Badung, DLH Gianyar, KLH Bali, dan Kementerian ESDM Jakarta hingga kini berhasil membangun 230 unit.

Keseluruh biogas skala rumah tangga tersebut sudah berfungsi, mampu menghasilkan energi untuk kepentingan memasak sehari-hari maupun untuk lampu penerangan pada malam hari.

Program biogas rumah tersebut diimplementasikan dengan kerja sama antara Direktorat Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi (DJEBTKE) sebagai perwakilan dari pihak Indonesia.

Sedangkan HIVOS Regional Office Southeast Asia (ROSEA) sebagai perwakilan dari pihak Belanda dengan dukungan tehnis dari SNV (Belanda) sebagai penasehat teknisnya.

Gde Suarja menjelaskan, program BIRU bertujuan untuk menyebarluaskan biogas sebagai sumber energi baru yang ramah lingkungan, terbarukan dan berkelanjutan sebagai dasar pengembangan sektor komersial yang berorientasi pasar, di sejumlahprovinsi di Indonesia.

Program tersebut berupaya membantu masyarakat dalam mengolah limbah kotoran hewan menjadi gas yang ramah lingkungan melalui reaktor biogas rumah dengan model kubah beton (fixed dome model).

Khusus di Bali menekankan pada pemanfaatan limbah ternak sapi, ternak babi dan ternak ayam dan potensi yang ada lainnya. Rintisan program tersebut di Bali sejak Agustus 2010 hingga kini telah menjangkau ke delapan kabupaten dan satu kota di daerah ini.

Perkembangan program biogas rumah secara bertahap mulai dirasakan manfaatnya oleh masyarakat, terutama peternak sapi maupun peternak babi. Upaya tersebut didukung kesadaran masyarakat untuk mengelola lingkungan secara lebih baik melalui pengolahan limbah ternak menjadi biogas.

Instansi terkait juga memberikan apresiasi yang positif, karena upaya tersebut mampu mendukung program Bali bersih dan hijau (Clean and Green Province) yang dicanangkan Gubernur Bali Made Mangku Pastika, ujar Gde Suarja.

Sumber: http://www.antaranews.com
Shared:

Komentar

Tambahkan Komentar


characters left

CAPTCHA Image


Shared: