KOMPAS.com/Yohanes Kurnia Irawan
Presiden Joko Widodo saat menyampaikan sambutan dalam rangkaian puncak Sail Selat Karimata di Pantai Pulau Datok, Kabupaten Kayong Utara, Kalimantan Barat (15/10/2016)
JAKARTA, KOMPAS.com - Presiden Joko Widodo menegaskan bahwa pemberantasan pungutan liar juga merupakan salah satu tindakan nyata dalam mewujudkan revolusi mental.
Jokowi mengaku tidak senang jika revolusi mental hanya berbentuk jargon, spanduk atau omongan belaka.
"Kita tidak senanglah dengan jargon-jargon, ngomongnya terlalu banyak. Kita ini ingin membangun sebuah nilai melalui operasi pemberantasan pungli ini," ujar Jokowi dalam acara Satu Meja di Kompas TV, Senin (17/10/2016) malam.
Dengan tindakan nyata pemberantasan pungli, Jokowi yakin masyarakat, terutama aparat pemerintahan yang selama ini menjadi pelaku pungli, akan berubah.
Selain itu, revolusi mental juga akan didorong melalui program Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, yakni 'full day school'.
"Saya sudah perintahkan Mendikbud memulai pembangunan karakter anak-anak kita dari sekolah dasar sehingga muncul nantifull day school," ujar Jokowi.
Program itu direncanakan diterapkan di sekitar 500 sekolah di Indonesia. Program itu bukanlah mata pelajaran yang pada umumnya diajarkan di sekolah.
Jokowi mengatakan, dalam program itu, tenaga pendidik akan menitikberatkan soal pengembangan karakter Indonesia pada anak-anak.
"Titik beratnya lebih banyak ke pembangunan etika, pembangunan karakter, sopan santun, budi pekerti, integritas, kejujuran," ujar Jokowi.
Melalui program itu, Jokowi berharap akan tumbuh anak Indonesia yang tidak hanya pintar, tetapi juga berakhlak mulia dan berkepribadian baik. Mengingat, Indonesia telah masuk ke era kompetisi global.
"Tanpa kekuatan SDM dalam rangka berkompetisi dengan negara lain, ya kita akan ditinggal. Infrastruktur penting, iya. Tapi SDM, membangun manusia, itu lebih penting," ujar Jokowi.
Penulis |
: Fabian Januarius Kuwado |
Editor | : Sandro Gatra |