(ANTARA/Septianda Perdana)
|
VIVAnews -- Bandara Sultan Thaha Syaifuddin (STS), Jambi, Rabu 26 September 2012, nyaris lumpuh. Pasalnya, hingga siang hari, pesawat belum ada yang bisa berangkat dari Bandara STS Jambi. Sedikitnya lima penerbangan ditunda akibat gangguan kabut asap yang makin pekat di daerah itu.
"Hari ini paling parah, hingga pukul 14.00 WIB tadi sudah lima penerbangan kami tunda akibat kabut asap," ujar Manajer Operasional Bandara STS Jambi, Alzog, Rabu 26 September 2012.
Dikatakannya, jarak pandang hingga pukul 14.00 WIB masih di bawah 1.000 meter atau di bawah kondisi normal minimal 2.000 meter. "Biasanya gangguan asap hanya terjadi pagi hari. Namun, hari ini berlanjut hingga siang hari ini," katanya.
Lima penerbangan yang terpaksa ditunda itu diantaranya adalah dua maskapai penerbangan Garuda dan satu Lion Air serta satu dari Batavia. Bahkan, katanya, maskapai penerbangan yang ditunda Rabu ini berpotensi bertambah karena kondisi jarak pandang masih dibawah normal. "Sampai siang ini baru ada satu pesawat kecil yang bisa mendarat di Jambi," ujarnya lagi.
Lebih lanjut ia mengatakan, akibat gangguan asap tersebut, pihak bandara siap memberikan pelayanan penerbangan hingga malam hari meski saat normal Bandara Sultan Thaha Syaifuddin Jambi tutup pukul 18.00 WIB.
"Pihak bandara siap melayani penumpang sampai malam hari. Jika ada penumpang yang rumahnya tinggal di dekat bandara bisa pulang dulu, dan akan diberi tahu kalau pesawat akan berangkat," jelasnya.
Akibat kondisi ini, penumpukan calon penumpang tidak bisa dihindari di terminal penerbangan Bandara Sultan Thaha Jambi.
"Mau bagaimana lagi, mau protes juga tidak bisa karena kondisi asap memang pekat. Terpaksa kami bisa menunggu atau bahkan menunda keberangkatan," ujar Iwan salah seorang calon penumpang jurusan Jambi-Jakarta yang mengaku jadwal keberangkatannya ditunda.
Sementara itu, prakirawan Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisikan (BMKG) Provinsi Jambi, Kurnianingsih, mengakui kondisi asap di Jambi hingga Rabu siang lebih pekat dibanding hari sebelumnya. "Hingga tadi siang pukul 13.00 WIB jarak pandang rata-rata seribu meter," ujarnya.
Menurut dia, ada beberapa faktor yang mempengaruhi kepekatan asap di Kota Jambi dan sekitarnya. Diantaranya adalah kecepatan angin yang cenderung pelan atau "calm" sehingga menyebabkan asap diudara menjadi terkonsentrasi atau cenderung stagnan tidak bergerak.
Kemudian adanya titik panas atau "hot spot" yang terpantau dekat dengan Kota Jambi. "Dengan kondisi ini, kami mengimbau masyarakat waspada, jika memang ingin keluar ruangan atau rumah, kami sarankan menggunakan masker," katanya.
Secara terpisah, Kabid Penanggulangan Kebakaran Hutan dan Penyakit Tanaman Dinas Kehutanan Provinsi Jambi, Sucipto menyebutkan, dari pantauan satelit NOAA hingga tanggal 25 September 2012 hanya dua titik yakni di Kabupaten Muarojambi dan Tanjung Jabung Timur. "Yang jelas dari pantauan kami justru titik panas di Jambi cenderung menurun. Bahkan dua hari lalu titik panas terpantau nihil," ujarnya.