|
(ANTARA/M Agung Rajasa)
|
VIVAnews - Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya, Komisaris Besar Toni Harmanto mengatakan, kawasan Jakarta Selatan merupakan wilayah yang menjadi sasaran bagi pelaku perampokan kantor Pegadaian. Sebab di tempat tersebut uang yang bisa diambil dalam jumlah besar.
"Kalau saya lihat, mereka juga menggambar (target) itu dengan melihat potensi beraksi yang aman. Tetapi, tidak serta merta dia menentukan suatu tempat aman saat beraksi. Potensi kenapa di Jakarta Selatan, karena memungkinkan barang-barang yang bisa ambil jumlahnya sangat besar," ujar Toni di Jakarta, Minggu 11 November 2012.
Para pelaku, Toni melanjutkan, biasanya sudah melakukan survei lokasi selama satu atau dua hari sebelum beraksi. Dengan begitu, para pelaku bisa mengetahui kondisi dan keadaan target operasi. Para pelaku, menurut Toni, juga menyasar kantor Pegadaian yang dijaga kebanyakan pegawai perempuan dan minimnya sekuriti.
Oleh karena itu, dia meminta kepada seluruh kepala kantor Pegadaian untuk meningkatkan sistem pengamanan. Untuk penggunaan sirene, menurut dia, juga belum begitu dimaksimalkan. Hanya beberapa kantor Pegadaian yang sudah memasangnya.
"Soal panic button (tombol panik) atau online monitoring juga nantinya dipasang dan tersambung di Polsek atau Polres," kata Toni.
Selain itu, untuk pencegahan, pihaknya akan meningkatkan pengamanan di setiap lokasi kantor Pegadaian.
Terkait dengan aksi perampokan kantor Pegadaian, hingga Sabtu kemarin memang belum ada titik terang. Penyidik masih melakukan analisis rekaman CCTV yang didapatkan di lima lokasi kejadian.
"Dari rekaman memang tidak terlihat wajah pelaku, tapi kami harapkan ada petunjuk dari aksi kejahatan mereka selama ini," katanya.
Setiap beraksi, para pelaku tidak pernah membawa brankas, melainkan mengancam karyawan untuk membuka brankas.
Seperti diketahui, kejadian perampokan pegadaian di Jakarta Selatan telah terjadi sekitar empat kali. Kejadian terakhir di kawasan Cipete Raya, Cilandak. Pelaku yang diperkirakan berjumlah 4 orang mengambil uang dan perhiasan dengan total kerugian mencapai Rp2,2 miliar.
Selain itu, perampokan terjadi di kantor Pegadaian Jalan Raya Lenteng Agung pada 8 Maret 2012. Setelah itu, giliran kantor Pegadaian di Jalan Suci, Ciracas yang disatroni perampok pada 27 Juli.
Pada 28 September 2012, giliran kantor Pegadaian Unit Antam di Jalan Raya Tanjung Barat yang menjadi sasaran. Menyusul kemudian kantor Pegadaian yang berlokasi di Jalan Poltangan Raya, Tanjung Barat, yang didatangi kawanan perampok, kasus terakhir yakni pada 5 November 2012. (art)