Kapolri Evaluasi Terbunuhnya 2 Polisi di Sarang Teroris

Author : Administrator | Kamis, 18 Oktober 2012 09:31 WIB
Kapolri Jenderal Polisi Timur Pradopo (VIVAnews/Nurcholis Anhari Lubis)

VIVAnews - Dua anggota Polres Poso, Sulawesi Tengah, Brigadir Sudirman dan Briptu Andi Sapa, ditemukan tewas setelah menghilang selama delapan hari. Jasad kedua polisi itu ditemukan dalam satu lubang yang sama di kedalaman sekitar 1 meter, di lokasi yang sering digunakan untuk latihan militer oleh para kelompok teroris.

Kapolri Jenderal Timur Pradopo pun mengatakan Polisi terus mengejar para teroris yang diduga melakukan pembunuhan terhadap kedua polisi itu.

"Dinamika terus berjalan, terutama proses hasil otopsi. Kami kembangkan untuk penyidikan, semua sudah dalam posisi," kata Timur Pradopo, usai acara penghargaan Polri kepada Kepolisian Brunei dan New Zealand, di Mabes Polri, 17 Oktober 2012.

Timur pun mengatakan, Mabes Polri terus melakukan evaluasi atas tewasnya dua polisi di 'sarang teroris' itu. "Kami masih dalam proses evaluasi terus menerus. Kita tunggu hasilnya," ucap Kapolri.

Meski begitu, Kapolri tidak menjelaskan apakah evaluasi yang dilakukan akan mengubah strategi perburuan teroris, baik di Poso atau tempat lain.

Sebelumnya, Kepala Bagian Penerangan Umum Mabes Polri Komisaris Besar Agus Rianto mengatakan jasad ditemukan pada Selasa, 16 Oktober 2012. Jenazah ditemukan sekitar pukul 17.10 di areal hutan, luar perkampungan dusun Tamanjeka, desa Masani, Poso, Sulawesi Tengah.

Agus menuturkan sekitar pukul 15.20 wita, polisi memperoleh informasi dari masyarakat bahwa terdapat kejanggalan di lokasi yakni adanya satu buah helm dan gundukan tanah baru bekas galian. Informasi itu segera ditindaklanjuti aparat gabungan Brimob, Polres dan TNI dengan melakukan penyisiran.

"Akhirnya digali dan betul satu lubang ditemukan dua jenazah yang dikubur secara tertumpuk, satu lubang dua mayat," jelas Agus.

Hasil investigasi awal, Agus menjelaskan, Brigadir Sudirman mengalami luka di bagian leher. Demikian juga Briptu Andi Sapa di leher tapi dia di kiri dan kanan.

Selama ini, lokasi temuan jenazah sering dianggap sebagai tempat berlatih para teroris. "Daerah itu memang dikenal sebagai daerah pelatihan teroris," kata Wakapolres Poso, Komisaris Polisi Eko Yudhi Karyanto saat dihubungi lewat telepon.

Sumber: http://nasional.news.viva.co.id
Shared:

Komentar

Tambahkan Komentar


characters left

CAPTCHA Image


Shared: