ANTARA/Andika Wahyu/fz |
Metrotvnews.com, Jakarta: Kementerian Keuangan mengklaim kebijakan yang diambil pemerintah sejak Agustus 2013 lalu untuk mengurangi defisit transaksi berjalan dan neraca perdagangan sudah membuahkan hasil.
Menteri Keuangan Chatib Basri mengungkapkan keberhasilan dibuktikan dengan defisit transaksi berjalan kuartal III mulai menyempit yaitu menjadi US$8,4 miliar atau 3,8% produk domestik bruto (PDB), dibandingkan triwulan sebelumnya yang sebesar US$10 miliar atau 4,4% PDB.
"Ini kenapa saya cukup percaya defisit transaksi berjalan kita itu akan turun di triwulan IV. Untuk angkanya trennya bisa dihitung sendiri. Jadi dengan begini saya bisa katakan kebijakan yang diambil pemerintah sejak Agustus untuk kurangi defisit transaksi berjalan dan neraca perdagangan sudah membuahkan hasil," ujar Chatib dalam konferensi pers Evaluasi Perkembangan Perekonomian Global dan Domestik 2013 serta Kinerja Realisasi APBNP 2013 di Kementerian Keuangan, Senin (6/1).
Pada saat yang sama, defisit neraca perdagangan barang turun menjadi US$7 juta dari sebelumnya US$0,7 miliar karena perbaikan neraca perdagangan non migas. Chatib menjelaskan pada bulan Oktober dan November, neraca perdagangan mengalami surplus masing-masing sebanyak US$24,3 juta dan US$777 juta. Diharapkan pada akhir 2013 surplus semakin lebar seiring semakin berkurangnya impor.
"Padahal triwulan II dan triwulan III itu neraca perdagangan masih defisit, apalagi kalau sekarang nerapa perdanganannya surplus.Tentu impornya akan lebih rendah lagi. Pada saat yang sama ekspornya naik karena kondisi globallnya. Jadi saya katakan kita sudah address isu eksternalnya dan isu domestiknya," kata dia.
Adapun outlook defisit transaksi berjalan di 2013 sebesar 3,5 % - 3,7%, sedangkan pada 2014 diperkirakan semakin mengecil, yakni 2,7% - 3,2% dari PDB.
Perbaikan neraca transaksi berjalan dan menjaga nilai tukar rupiah, merupakan salah satu dari empat paket kebijakan ekonomi untuk menjaga stabilitas ekonomi yang dikeluarkan pemeritnah pada Agustus lalu. Pemerintah akan mendorong ekspor dengan memberikan tambahan pengurangan pajak untuk sektor padat karya yang memiliki ekspor minimal 30% dari total produksi.
Kemudian, menurunkan impor migas dengan meningkatkan porsi penggunaan biodiesel, sehingga akan mengurangi konsumsi solar yang berasal dari impor. Chatib memprediksi kebijakan tersebut akan menurunkan impor migas secara signifikan.
Selain itu, pemerintah menetapkan pengenaan pajak barang mewah yang berasal dari impor seperti mobil CBU, produk bemerek, dari pajak yang sekarang sudah mencapai 75% akan menjadi 125% - 150%. (Ayomi Amindoni)