Aliran Sungai Citarum diantara kilometer 0 - 20 di Kecamatan Kertasari Kabupaten Bandung, Jawa Barat. Air terlihat kotor karena tercemar limbah kotoran ternak sapi dan akibat ulah para petani sayur yang memakai pupuk kimia berlebihan sehingga ketika turun hujan sisa pupuk kimia itu turun dan mengotori sungai. |
BENGKULU, KOMPAS.com — Menteri Lingkungan Hidup Balthasar Kambuaya menyebutkan, dari hasil pemantauan kementeriannya terhadap 57 sungai di Indonesia, 75 persen sungai dinyatakan tercemar. Penyebab pencemaran itu, menurut dia, pada umumnya adalah limbah domestik. Pernyataan ini mendapat sanggahan dari Wahana Lingkungan Hidup (Walhi).
Balthasar mengatakan di depan rapat kerja teknis tentang pemantauan kualitas air sungai di 33 provinsi, Senin (24/3/2014) di Bengkulu, pemantauan sudah dilakukan sejak 2008 hingga 2014. "Hasilnya, 70 hingga 75 pesen sunga tercemar, baik ringan, sedang, maupun berat," kata dia.
Lalu, Balthasar menyebutkan pula bahwa penyebab dari 60 sampai 75 persen sungai yang kualitas airnya menurun adalah limbah rumah tangga. "Selebihnya baru dari perusahaan," kata dia.
Direktur Walhi Bengkulu mempertanyakan pernyataan Balthasar. Dia mengatakan, justru perusahaan adalah penyumbang terbesar pencemaran sungai. "Itu hanya statement agar para pengusaha tambang dan pabrik yang mencemari sungai di Indonesia terhindar dari jeratan hukum," kecam dia.