Anas Urbaningrum
|
JAKARTA - Usai mengadakan kunjungan kerja ke luar negeri diantaranya Liberia, Nigeria, dan Arab Saudi, Kamis, 7 Februari kemarin, Ketua Dewan Pembina Partai Demokrat yang sekaligus Presiden Susilo Bambang Yudhoyono mengumpulkan petinggi Partai Demokrat ke kediamannya di Puri Cikeas, Bogor.
Menurutnya, pemaparan SBY adalah upaya penyelematan partai berlambang mersi ini terkait dengan makin terpuruknya elektabilitas demokrat hasil sejumlah survei dari beberapa lembaga survei. Terakhir hasil survei yang dilakukan Saiful Mujani Research & Consulting menyebut, Demokrat hanya meraih delapan persen jika pemilu digelar dalam waktu dekat.
Pengamat politik yang juga pengajar komunikasi politik di Universitas Indonesia, Ari Junaedi menduga kegentingan yang dialami Demokrat membuat SBY bertindak cepat. Bahkan lebih cekatan daripada memanggil Menteri Pertanian Suswono yang dianggap tahu banyak soal dugaan korupsi penambahan kuota impor daging sapi.
"SBY tentu gundah gulana jika partai yang dibidaninya hancur lebur karena belitan kasus korupsi. Bisa dipastikan SBY bersama jajaran teras Demokrat minus Anas Urbaningrum akan membahas berbagai alternatif penyelamatan Demokrat. SBY tidak ingin membuat musuh pasti akan ditempuh "pemunduran" Anas dengan cara terhormat," kata Ari kepada Okezone, Jumat (8/2/2013).
Dalam amatan Ari Junaedi, SBY menyadari kekuatan yang dimiliki kubu Anas seperti di DPP dan DPD-DPD. Oleh karena itu, SBY akan terus mendorong Komisi Pemberantasan Korupsi/KPK untuk memperjelas status Anas dalam pusaran kasus Hambalang.
"Jelas SBY sangat berhitung benar dan jeli dalam berkalkulasi dalam menghitung untung ruginya melengserkan Anas. Istilahnya, SBY ingin membunuh nyamuk tetapi meminjam tangan orang lain," jelasnya.
Dengan demikian, kata pengajar program pascasarjana ilmu komunikasi di sejumlah perguruan tinggi ini pertemuan SBY dengan petinggi-petinggi Demokrat di Cikeas malam ini akan mempertegas posisi Anas Urbaningrum di Demokrat, bertahan atau copot.