Monumen Nasional (Monas)
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA-Wacana menjadikan Kalimantan Tengah sebagai pusat pemerintahan Indonesia kembali mencuat.
Beban Jakarta yang terlalu berat sebagai pusat bisnis sekaligus pusat pemerintahan, dan rawan bencana membuat sejumlah kalangan menilai pemerintah perlu menjajaki kemungkinan pemindahan pusat pemerintahan.
Pengamat kebijakan publik dari Universitas Paramadina, Muhamad Ikhsan, menilai ada beberapa faktor utama yang membuat beban Ibu Kota semakin berat.
"Jakarta itu kota yang rawan bencana alam. Banjir dan ledakan populasi penduduk terutama di daerah penyangga. Lalu, tidak ada antisipasi yang benar-benar serius di masa lalu," kata Ikhsan dalam pernyataannya yang diterima tribunnews.com, Kamis (12/1/2017).
"Sementara, Jakarta harus jadi representasi Indonesia, jadi ibu kota bukan hal sederhana," tambahnya.
Dijelaskan,sebagai pusat pemerintahan dan bisnis, DKI Jakartaadalah daerah paling vital di Indonesia. Namun, permasalahan yang begitu kompleks menghambat, Jakarta untuk dapat menjalankan peran-perannya dengan baik.
Di tengah ramainya pembicaraan Pilkada DKI Jakarta 2017, Ikhsan mengajak publik melihat semua persoalan Jakarta dengan lebih realistis.
"Masyarakat boleh saja berharap, tetapi harus tetap dengan akal sehat. Pemimpin bagus dan dana besar yang dimiliki, tetap akan sulit selesaikan masalah. Ini sudah terlalu mengakar. Saya belum ketemu hitungannya persoalan bisa selesai dalam sepuluh tahun," tambahnya.
Ikhasan yang juga sekretaris Jendral Policy Research Network (PRN) ini berharap adanya solusi dari pemerintah pusat agar masalah Ibu Kota tidak semakin berlarut-larut.
"Campur tangan pemerintah pusat sangat dibutuhkan. MasalahJakarta adalah masalah nasional karena kita sudah pusatkan semuanya di sini. Kerusakan Jakarta akan semakin berat jika tidak ada satu langkah berani," Ikhsan menegaskan kembali.
Editor: Rachmat Hidayat