Politisi Gerindra: Kabinet Tak Sesuai Harapan Orang Banyak

Author : Administrator | Jum'at, 06 November 2015 09:52 WIB
Antusias warga menyambut pasangan Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden Jusuf Kalla yang naik kereta kuda dari Bundaran Hotel Indonesia menuju Istana Merdeka di Jalan MH Thamrin, Jakarta Pusat, Senin (20/10/2014).

 

JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua DPP Partai Gerindra Ahmad Riza Patria menilai, kabinet kerja saat ini masih jauh dari janji PresidenJoko Widodo pada kampanye Pilpres 2014.

Reshuffle atau perombakan kabinet jilid I yang sudah dilakukan pada Agustus 2014, juga dinilainya tidak berhasil membuat kabinet sesuai harapan.

"Pada pilpres lalu Presiden menjanjikan kabinet yang baik, profesional, mumpuni. Faktanya, kabinet tidak sesuai harapan orang banyak," kata Riza di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Jumat (6/10/2015).

Menurut dia, alih-alih membuat kabinet yang profesional, kabinet saat ini justru diisi oleh para pendukung Jokowi pada pilpres 2014, baik dari parpol maupun non parpol. (baca: Fadli Zon: Siapa "The Real President"?)

Akibatnya, banyak menteri yang berkinerja buruk karena dipaksakan menempati jabatan yang tidak sesuai dengan keahliannya.

"Kabinet yang ada tidak membantu tugas Presiden, bahkan menimbulkan banyak masalah. Satu tahun pemerintahan, banyak yang menurun, ekonomi, hukum, demokrasi, politik," ucap Anggota Komisi II DPR ini.

Masalah lain, lanjut Riza, adalah terkait koordinasi. Menurut dia, selama satu tahun pemerintahan berjalan, belum terlihat ada sebuah koordinasi yang baik dalam kabinet kerja. Bahkan, kerap terjadi kegaduhan di kabinet karena perbedaan pandangan setiap menteri.

"Satu tahun terlalu lama untuk mengkoordinasikan kerja antarmenteri. Itu waktu yang terlalu mahal dan lama," ucap dia.

Dengan kondisi seperti ini, Riza pun menilai sudah saatnya Presiden melakukan reshuffle Jilid II. (baca: Fuad Bawazier: Jokowi-JK Tersandera Parpol dan Pengusaha)

Namun, dia mengingatkan agar reshuffle benar-benar dilakukan dengan hak prerogatif Presiden, bukan karena tekanan parpol. Orang-orang yang ditunjuk harus profesional sesuai janji saat pilpres lalu.

"Presiden harus berani keluar dari tekanan parpol. Presiden harus berani belajar bahwa rakyat menginginkan kabinet yang profesional," ucap dia.

Wacana reshuffle jilid II muncul setelah PAN menyatakan mendukung pemerintah. Bahkan, Sekretaris Fraksi PAN di DPR Yandri Susanto sebelumnya mengaku sudah mendapatkan informasi bahwa reshuffle kabinet jilid II akan dilakukan Jokowi dalam waktu dekat. (baca: PAN: "Reshuffle" Jilid II Pertengahan November atau Setelah Pilkada)

Sumber: http://nasional.kompas.com
Shared:

Komentar

Tambahkan Komentar


characters left

CAPTCHA Image


Shared: