Presiden SBY
|
Monrovia (ANTARA News) - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono terbang 19 jam ke Monrovia, Liberia. Kamis, untuk melaksanakan mandat PBB merumuskam program-program pembangunan dunia, terutama bagaimana mengentaskan kemiskinan pasca 2015.
SBY yang didampingi Menlu Marty Natalegawa langsung mengadakan pertemuan bilateral dengan Presiden liberia Ellen Johnson Sirleaf. Kedua pemimpin dunia itu mengetuai secara bersama Panel Tinggi Penyusun Program pasca MDG`s 2015 bersama perdana menteri Inggris David Cameron.
Panel dibentuk oleh PBB untuk menggali masukan dan rekomendasi mengenai strategi pembangunan dunia masa datang, khususnya setelah peeiode Tujuan Pembangunan milenium berakhir pada tahun 2015.
Seusai pertemuan bilateral, kedua presiden mengadakan konperensi pers bersama. Presiden Yudhoyono mengatakan bangga jadi presiden pertama Indonesia yang berkunjung ke Liberia. SBY mengundang presiden Liberia untuk beekunjung kw Indonesia pada bulan maret nanti untuk membahas masalah pembangunan dunia, khususnya pengentasan kemiskinan.
Menurut Menteri Perindustrian MS Hidayat, pemilihan ketiga tokoh oleh Sekjen PBB Ban Ki Moon bukan tanpa alasan. David Cameron mewakili negara-negara maju. SBY mewakili negara-negara berkembang dan Sirleaf mewakili negara-negar yang masih belum berkembang.
Panel tinggi penyusun peogram pasca MDG`s 2015 beranggotakan 27 tokoh dunia dari kalangan pemeeintahan, bisnis, maupun masyarakat sipil. Mereka antara lain Ratu Rania dari Yordania, mantan Presiden Jerman Horay Kohler, Menteri Keuangan Timor Leste Emilia Pirwa san aktivis Afrika Selatan Graha Macwl.
Pertemuan di Monrovia yang berlangsung dua hari itu merupakan pertemuan ketiga setelah di New York dan London. Pertemuan keempat akan dilakukan di Bali bulan Marer 2013 dimana panel akan menyampaikan laporan akhir mengenai rekomendasi bagi pembangunan global di masa depan
Laporan terakhir akan diserahkan kepada Sekjen PBB pada bulan Mei 2013.
(ANT)