Raja Salman (Foto: Al Rabiya)
Jurnalis : Koran SINDO
JAKARTA – Kedatangan Raja Arab Saudi Salman bin Abdul Aziz Al-Saud harus dijadikan momentum bagi Pemerintah Indonesia untuk melobi tambahan kuota haji. Upaya diplomasi ini penting karena daftar antrean
Mulai tahun ini Arab Saudi memberikan kuota haji Indonesia sebanyak 221.000 orang. Jumlah ini mengalami kenaikan 10.000 jamaah dibandingkan kuota normal. Sejak 2013-2016 kuota haji Indonesia mengalami pemangkasan sekitar 20% atau menjadi 168.800 jamaah sebagai dampak renovasi di Kompleks Masjidilharam, Mekkah.
Jumlah kuota sebanyak 221.000 jamaah dianggap tak memadai lantaran jumlah pendaftar haji Indonesia mencapai 3 juta orang lebih saat ini. Bahkan lama antrean di beberapa kabupaten mencapai 40 tahun. Sebagai negara pengirim jamaah haji terbesar di dunia, Indonesia dinilai patut mendapatkan perhatian khusus dari Arab Saudi.
Sejumlah kalangan berharap kunjungan kenegaraan Raja Salman yang sangat bersejarah di Tanah Air mulai besok perlu dimanfaatkan, khususnya untuk membicarakan banyak pendaftar haji, selain diplomasi di bidang lain.
Ketua DPR Setya Novanto mengatakan, kunjungan Raja Salman jangan sampai terfokus pada hal yang seremonial. Pemerintah Indonesia bisa memanfaatkan kunjungan Raja Salman untuk mencari solusi masalah-masalah krusial seperti kuota haji dan tenaga kerja Indonesia (TKI). “Bukan sekadar kita menyiapkan karpet merah, tapi juga kita ingin dua belah pihak melaksanakan kerja sama lain,” ujar dia di Gedung DPR Jakarta kemarin.
Dorongan serupa diungkapkan Wakil Ketua Komisi VIII DPR Iskan Qolba Lubis. Menurut dia, kedatangan Raja Salman adalah momentum tepat untuk menambah kuota haji sebanyak 10.000 jamaah lagi. Indonesia bisa berdiplomasi dengan baik dan maksimal seperti memanfaatkan kuota sisa dari sejumlah negara tetangga. Dorongan pemanfaatan kuota sisa negara lain sebelumnya juga sudah mengemuka pascapengungkapan keberangkatan ratusan jamaah haji Indonesia lewat Filipina tahun lalu.
“Kita berpeluang mendapatkan tambahan kuota lagi mengingat animo masyarakat Indonesia untuk beribadah haji sangat besar,” kata Iskan.
Wakil Ketua DPR Koordinator Ekonomi dan Keuangan Taufik Kurniawan menilai, kunjungan Raja Salman setelah 47 tahun kunjungan Raja Faisal membuktikan bahwa Indonesia memiliki daya tarik tersendiri. Selain haji, Indonesia juga bisa menggunakan kunjungan Raja Salman untuk merundingkan penyelesaian konflik di negara-negara muslim dan memberi kontribusi bagi solusi terhadap ancaman terorisme. “Khususnya dalam menekan paham-paham radikal yang berkembang di negara-negara Islam dan perlindungan TKI,” jelas dia.