Rakyat Rindu Jiwa Patriot dalam Pengelolaan Negara

Author : Administrator | Sabtu, 22 Oktober 2016 11:42 WIB

 


Kirab Santri dan pembacaan satu miliar Salawat Nariyah di Monas, Jakarta (Ferio/Okezone)

JAKARTA - Hari Santri diperingati di berbagai daerah dengan beragam cara. Mulai dari futsal bersarung, melukis logo Nahdlatul Ulama (NU), seminar, diskusi, karnaval budaya, Kirab Resolusi Jihad NU, pembacaan Shalawat Nariyah, sampai apel akbar.

“Meringatan Hari Santri menjadi magnet utama warga NU dan masyarakat Indonesia. Memperingati Hari Santri berarti menggelorakan kembali Resolusi Jihad NU 1945,” kata Ketua PBNU Robikin Emhas dalam rilisnya, Sabtu (22/10/2016).

Seperti dimaklumi, resolusi jihad tersebut mampu menjadi penabuh genderang perang yang dahsyat untuk mengusir penjajah yang kala berusaha merebut kedaulatan negara yang telah merdeka.

“Ini mengindikasikan rakyat Indonesia saat ini, khususnya NU, merindukan patriotisme dalam pengelolaan negara. Dulu patriot mengusir penjajajh, sekarang patriot pengelolaan ekonomi berdaulat, antikorupsi, dan antiradikalimse,” ujar Robikin.

Menurutnya, masyarakat kini sedang bosan mendengar korupsi terjadi di mana-mana. Mereka lelah dengan ekonomi yang sulit dan tidak berdaulat di hadapan negara besar. Begitu juga di bidang lain seperti energi, keuangan, sampai politik, juga narkoba masuk ke desa-desa.

“Rasiogini atau alat ukur seberapa jauh disparitas antara yang miskin dan yang kaya kini mengindikasikan angka pada tingkat yang mengkhawatirkan. Rakyat ingin keluar dari keadaan ini,” sebutnya.

Robikin mengatakan, kondisi seperti ini yang ditangkap NU dengan menggelorakan semangat Resolusi Jihad NU. Sekarang harus diwujudkan dengan patriot penegakakan keadilan dan pemerataan ekonomi dan pembangunan.

Daya tarik lain, lanjutnya, adalah pembacaan 1 miliar Salawat Nariyah yang secara serentak pada Jumat 21 Oktober 2016, mulai dari Aceh sampai Papua, dan di luar negeri yang dikoordinasi Pengurus Cabang Istimewa Nahdalatul Ulama di masing-masing negara.

“Salawat Nariyah adalah jiwanya peringatan Hari Santri. Selain ekspresi cinta kepada nabi dan Allah, di situ ada doa pengharapan. Ini raga ketemu rohnya. Itulah yang membuat semangat warga NU menjadi bergelora,” ujarnya.

Puncak peringatan Hari Santri adalah Apel Santri di Monumen Nasional hari ini. 55 ribu santri diklaim ikut apel ini. Aksi kirab santri dan pembacaan 1 miliar Salawat Nariyah akhirnya tercatat di Rekor Museum Dunia Indonesia (MURI).

(sal)

Sumber: http://news.okezone.com/read/2016/10/22/337/1521738/rakyat-rindu-jiwa-patriot-dalam-pengelolaan-negara
Shared:

Komentar

Tambahkan Komentar


characters left

CAPTCHA Image


Shared: