MENTERI Keuangan Sri Mulyani menegaskan pertumbuhan ekonomi harus berdampak positif pada tiga persoalan utama di Tanah Air, yaitu kemiskinan, ketimpangan, dan produktivitas yang berdaya saing. “Untuk itu kita harus mampu berinvestasi di sumber daya manusia sebab SDM adalah the most important assets. Di negara mana pun, mereka yang punya kemakmuran bercirikan manusia yang berkualitas,” papar Sri panjang lebar saat memberi arahan dalam Rakernas Kementerian Keuangan di Jakarta, Selasa (10/1).
Kemenkeu sebagai pengelola keuangan negara, menurutnya, berperan sentral dalam meletakkan konteks tersebut dalam desain kebijakan pemerintah. Ia mengemukakan, saat ini rasio Gini yang menjadi indikator ketimpang-an ada di level 0,39%.
Itu menunjukkan sebagian besar kue perekonomian baru dinikmati sebagian kecil masyarakat. Kemudian, tingkat kemiskinan di Indonesia terus turun secara konsisten dalam 10 tahun terakhir.
“Namun, jika diperhatikan, akselerasi penurunan kemiskinan ini makin lama makin landai. Menggambarkan kemampuan kita dalam mendesain ekonomi untuk semakin menurunkan kemiskinan, semakin harus ditingkatkan,” paparnya.
Idealnya, kata dia, setiap 1% pertumbuhan ekonomi mampu menekan angka peng-angguran dan kemiskinan dengan lebih cepat. Bukan lebih lambat. Adapun selama sedekade terakhir, Indonesia mencatat rata-rata pertumbuhan ekonomi 5,7%. Tahun ini pemerintah mematok pertumbuhan konservatif, 5,1% karena lingkup global masih dipenuhi ketidakpastian. Ekonomi Indonesia pun masih di tahap pemulihan. “Kita lihat pulau-pulau di Indonesia, semakin wilayah itu punya aktivitas ekonomi yang terdiversifikasi, ia makin memiliki daya tahan jika mengalami tekanan,” terang Sri.
Untuk mendorong diversifikasi diperlukan konektivitas. Oleh karena itu, investasi pada infrastruktur disebutnya menjadi amat krusial.
Sebelumnya, di Istana Bogor, pekan lalu, Presiden Joko Widodo mengatakan pemerintah tahun ini fokus pada pemerataan kesejahteraan masyarakat. “Kita tahu rasio Gini membaik, tetapi masih tinggi. Kita harus kerja keras mati-matian menurunkan tingkat kesenjangan. Ini concern pemerintah.” (Dro/E-1)