Dokumen foto Gunung Slamet terlihat dari pos pendakian jalur Bambangan, Desa Kutabawa, Karangreja, Purbalingga, Jawa Tengah. (ANTARA/Idhad Zakaria) |
Jakarta (ANTARA News) - Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) menaikkan status aktivitas vulkanik Gunung Slamet yang semula di level I atau Normal menjadi level II atau Waspada, demikian keterangan Kepala Pusat Data Informasi dan Hubungan Masyarakat BNPB Sutopo Purwo Nugroho.
"Ini terhitung sejak Senin (10/3) malam pada pukul 21.00 WIB," catat Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) tersebut melalui pesan singkat di Jakarta, Selasa.
Sutopo menjelaskan bahwa peningkatan kegempaan yang berasal dari aktivitas Gunung Slamet sudah berlangsung sejak Minggu (2/3).
Peningkatan kegempaan itu, katanya, dirasakan di lima kabupaten di wilayah Gunung Slamet, yakni Pemalang, Banyumas, Brebes, Tegal, dan Purbalingga.
Tercatat sejak Sabtu (8/3) hingga saat ini PVMBG mencatat telah terjadi 441 gempa embusan dan sembilan kali gempa vulkanik dangkal.
"Masyarakat diimbau tetap tenang dan tidak panik. Rekomendasi masyarakat, wisatawan, pendaki tidak diperbolehkan mendaki dan beraktivitas dalam radius dua kilometer dari kawah Gunung Slamet," ujar Sutopo.
Peningkatan aktivitas vulkanik terakhir Gunung Slamet terjadi pada Mei dan Juni 2009, yang ditandai dengan keluarnya lava pijar.
Berbagai gunung berapi yang saat ini berstatus Waspada, yaitu Slamet, Kelud, Raung, Ibu, Lewotobi Perempuan, Ijen, Gamkonora, Soputan, Sangeangapi, Papandayan, Dieng, Gamalama, Bromo, Semeru, Talang, Anak Krakatau, Marapi, Dukono, dan Kerinci.