Tim Jokowi Dinilai Blunder, JK Justru Kecipratan Momentum Politik 4 November

Author : Administrator | Sabtu, 05 November 2016 05:40 WIB

Demonstran membalas tembakan gas air mata dengan melempar batu dengan latar belakang api yang membakar mobil polisi saat terjadi bentrokan di depan Istana Merdeka, Jakarta, Jumat (4/11/2016). TRIBUNNEWS/HERUDIN

 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Ferdinand Waskita

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Presiden Joko Widodo menyebut adanya aktor politik di balik kericuhan demonstrasi 4 November 2016.

Pengamat Politik Dian Permata menyayangkan Presiden Jokowo tidak menyebut aktor yang menunggangi demonstrasi tersebut.

"Padahal sebagai presiden beliau punya segala akses dalam menjelaskannya. Itu terlihat saat siapa saja yang mendampingi Jokowi saat konferensi pers di istana," kata Dian ketika dikonfirmasi Tribunnews.com, Sabtu (5/11/2016).

Dian menilai pernyataan istana tersebut lebih baik disampaikan Menkopolhukam Wiranto.

Menurutnya, pernyataan itu menjadi blunder strategi tim politik komunikasi lingkaran Jokowi.

"Justru yang dapat kecripatan momentum politik kemarin adalah Jusuf Kalla (JK). Dia mau menerima perwakilan demonstran," kata Dian.

Padahal, kata Dian, paradigma istana mempunyai jarak dengan rakyat dapat terbantahkan jika Presiden Jokowi mau menerima perwakilan demonstran.

Apalagi, Jokowi telah membangun citra sebagai sosok yang lahir dari masyarakat biasa, bukan kaum elitis.

Selain itu, Dian menduga yang dimaksud Presiden Jokowi sebagai aktor adalah elite politik.

Dalam kasus tersebut, menurut Dian, publik dihadapkan pada persoalan siapa saja yang dapat mengeksploitasi demontrasi kemarin menurut kepentingan masing-masing.

"Kalimat tunggang menunggang aksi kemarin itu adalah dogma yang sudah dibangun sejak orde baru. Tapi harus diakui cara primitif itu masih bisa dipakai dalam menganalisa aksi 4 November," kata Dian.

Presiden Joko Widodo menyebut ada aktor politik di balik terjadinya aksi unjuk rasa yang berujung pada aksi anarkis.

"Tapi kita menyesalkan kejadian pada ba’da Isya, yang seharusnya sudah bubar tetapi menjadi rusuh. Dan ini kita lihat telah ditungganggi oleh aktor-aktor politik yang memanfaatkan situasi," ujar Presiden Jokowi di Istana Merdeka, Jakarta, Sabtu (5/11/2016) dini hari.

Padahal, Presiden Jokowi telah memerintahkan kepada Wakil Presiden, Menkopolhukam dan jajaran terkait untuk menerima perwakilan aksi unjuk rasa dan aspirasi telah diserap oleh Pemerintah

"Sebelumnya, saya telah memerintahkan Wakil Presiden untuk menerima perwakilan unjuk rasa, yang didamping Menko Polhukam, Mensesneg, Menteri Agama, Seskab, Kapolri, dan Panglima," kata Jokowi.

Meski demikian, Jokowi menyampaikan rasa terima kasihnya kepada para Ulama yang mampu menjaga aksi unjuk rasa dari pagi hingga Maghrib secara damai.

Penulis: Ferdinand Waskita
Editor: Dewi Agustina
Sumber: http://www.tribunnews.com/nasional/2016/11/05/tim-jokowi-dinilai-blunder-jk-justru-kecipratan-momentum-politik-4-november?page=2
Shared:

Komentar

Tambahkan Komentar


characters left

CAPTCHA Image


Shared: