Tak perlu takut untuk bercita-cita menjadi seorang doktor (S-3) meskipun hanya memiliki gelar sarjana strata-1. Ternyata di Amerika Serikat tak perlu harus memiliki gelar master (S-2) untuk mendaftar program doktor. "S3 itu tidak harus S-2, karena kalau keterima nanti ada kelas selama dua tahun yang setara master," ujar Roby Muhammad dalam diskusi beasiswa ke luar negeri, di Obrolan Langsat, Senin, 10 Oktober 2011 malam.
Roby yang mendapat gelar master dan PhD dari Amerika menuturkan memang perlu usaha keras untuk mendapat beasiswa doktor. "Pertama kontak profesor," saran dia. Kunci masuk ke program doktor adalah rekomendasi profesor. Jangan dikira mengontak profesor meski hanya lewat e-mail itu mudah. "Tidak semua profesor bersedia membalas, jadi kirimlah sebanyak mungkin e-mail ke setiap profesor," papar pengajar di Universitas Indonesia ini.
Menurut Roby bagian tersulit dan menantang adalah meyakinkan sang profesor. "Kita harus meyakinkan bahwa we have our own song," ujar alumnus Columbia University ini. ia menuturkan, setiap calon mahasiswa harus mampu membuktikan dirinya layak diterima karena memang dia memiliki kompetisi yang berbeda dan sesuai dengan jurusan tersebut. Roby yang berasal dari jurusan fisika Institut Teknologi Bandung mengaku dia bukanlah lulusan terbaik di ITB. "Bahkan IPK saya dulu tidak sampai tiga," kata dia. "Tapi IPK sempurna itu sudah banyak, tapi kalau yang punya imajinasi dan unik itu tidak banyak," ujar dia.
Pendapat Roby ini diamini oleh Yanuar Nugroho, dosen di Universitas Manchester Inggris. "Jangan takut mendaftar karena kerja keras jauh lebih penting daripada nilai di atas kertas," ujar dia dalam kesempatan yang sama. Tapi Roby mengingatkan bagi yang ingin mendaftar program S-3 perlu mengingat juga masa belajar. Paling tidak dibutuhkan 5-7 tahun untuk kuliah dari S-2 sekaligus S-3 di luar negeri. "Tapi ini juga investasi yang luar biasa," papar dia.
Apalagi kalau keterima program S-3, biaya hidup 99 persen beres. "Kita pun bisa dapat duit dengan hanya bekerja sebagai asisten peneliti," ujar Roby. Tentunya bagi calon mahasiswa yang berkeluarga, harus punya perhitungan sendiri. Tertarik mengikuti jejak Roby dan Yanuar? Siapkan diri bahasa Inggris terlebih dahulu, kemudian mulailah mencari informasi di dunia maya.
Sumber : Tempo Interaktif