Yang Tersisa di Tengah Pekatnya Kabut Asap...

Author : Administrator | Rabu, 28 Oktober 2015 09:10 WIB

JAMBI, KOMPAS.com - Keindahan dan suasana nyaman seakan tak bersisa dari Sungai Batanghari, Provinsi Jambi. Kejernihan airnya, keunikan bentang alamnya, keindahan langitnya di kala senja, termasuk kuliner yang memanjakan lidah. Semuanya seakan menguap dilahap asap.

Kompas.com mengunjungi sungai itu, Selasa (27/10/2015) bersama Menteri Pendidikan Dasar dan Kebudayaan Anies Baswedan. Dari atas jembatan Titian Arasy, jarak pandang beberapa meter. Semakin jauh mata memandang, warna air sungai seakan menyatu dengan asap sehingga tidak jelas bedanya.

Dari atas jembatan yang diresmikan Wakil Presiden Jusuf Kalla itu, hanya tampak beberapa kapal kayu tengah berlayar melintasi sungai. Bentuk dan jenis kapal juga tak terlihat jelas.

Dari tepi sungai terpanjang di Jambi sendiri, paduan lansekap sungai dan jembatan yang didesain seperti jembatan gantung menjadi tak menarik. Padahal, biasanya, jembatan ini menjadi lokasi foto favorit bagi siapa yang menyambanginya. Kini, semuanya terhalang asap.

Perekonomian mati

Madina (52) adalah pedagang makanan kecil yang biasa berjualan di salah satu obyek wisata di Kota Jambi itu. Kini, omzet warung yang telah dirintisnya selama dua tahun itu benar-benar turun drastis sejak asap mendera kotanya.

"Dulu satu hari Rp 200 ribu sampai Rp 300 ribu per hari masih dapat. Apalagi Sabtu, Minggu, bisa dua kali lipat. Sekarang dapat Rp 100 ribu saja sudah untung," ujar dia.

Sejak asap datang, tingkat kunjungan wisatawan ke Sungai Batanghari juga tak sebanyak biasanya. Menurut Madina, beberapa pedagang makanan ringan yang biasanya berjualan pada sore hari memilih tutup dan menunggu asap menghilang.

Bosan, terpaksa melihat asap

Meski demikian, masih ada warga yang terlihat berjalan-jalan di jembatan gantung itu. Nenek Siti (56), anaknya Putri (28), dan seorang cucu perempuannya bernama Alvita (4) adalah salah satunya. Putri mengaku bosan sudah beberapa minggu keluarganya mendekam di rumah saja akibat bencana asap.

Oleh karena itu, ia dan keluarganya memilih jalan-jalan santai di jembatan gantung.

"Mumpung asapnya tidak tebal banget kayak minggu-minggu lalu ya. Kalau di rumah terus bosan anak saya," ujar dia.

Lantas, apa yang mereka nikmati?

"Ya jalan-jalannya saja, asap semua ini," ujar Putri.

Sumber: http://nasional.kompas.com/read/2015/10/28/09105871/Yang.Tersisa.di.Tengah.Pekatnya.Kabut.Asap.
Shared:

Komentar

Tambahkan Komentar


characters left

CAPTCHA Image


Shared: