Yunan syaifullah: calon wali/wawali masih anggap malang sebagai kota tradisional
Author : Administrator | Minggu, 08 April 2018 18:56 WIB
MALANG – Debat pasangan Calon Wali Kota dan Wakil Wali Kota Malang tahap pertama telah usai malam ini (7/4). Tiga pasangan kandidat pemimpin Kota Malang telah memaparkan visi dan misinya.
Menurut pengamat Ekonomi Universitas Muhammadiyah Malang, Yunan Syaifullah, pemaparan ketiga pasang kandidat terkait sektor ekonomi masih terlalu dangkal dan normatif.
Jebolan Universitas Gajah Mada (UGM) ini menuturkan, ada masalah serius yang tidak tersentuh oleh pemaparan tiga pasang kandidat pemimpin Kota Malang, yaitu bagaimana Kota Malang ke depan dari sektor jasa dan industri turunannya. Padahal sektor ini menjadi penopang utama ekonomi Kota Malang.
“Kandidat hanya melihat dari sisi akibat dan masalah yang sudah umum. Mereka belum bicara blue print ekonomi Kota Malang lima tahun ke depan secara detil dan terukur,” jelas Yunan.
Yunan Syaifullah (dok pribadi)
Padahal, kata peneliti pada Pusat Studi Ekonomi dan Kebijakan di UMM ini, perekonomian Kota Malang mengandalkan sektor jasa berupa hotel, restoran, perniagaan dan lembaga keuangan sebagai kekuatan ekonomi. Sayangnya pemaparan kandidat masih menunjukkan bahwa sudut pandang baik dari Nanda-Wanedi (MENAWAN), Anton – Syamsul (ASIK), maupun Sutiaji – Sofyan Edi (SAE) masih melihat Malang sebagai kota tradisional yang mengandalkan sektor tradisional.
“Kandidat belum tergambar memiliki kemampuan sebagai calon pemimpin daerah yang bernama kota,” tandas dia.
Ia mencontohkan, adanya kebijakan untuk melakukan peninjauan kembali keberadaan maupun perizinan toko modern dan pasar modern demi melindungi eksistensi pasar tradisional. Kebijakan ini bisa dikatakan mendua, sebab, mini market menjamur dipicu salah satunya oleh tata kelola kota dengan perencanaan yang kurang matang.
“Mini market yang telanjur tumbuh pesat sebenarnya masuk kategor pelanggaran undang-undang, tentu itu masuk. Kenapa itu terjadi? Karena Perda tentang pasar hanya bicara soal tata kelola retail modern dan tidak berpihak pada pasar tradisional,” pungkas dia.
Sumber: http://www.aremamedia.com/yunan-syaifullah-calon-wali-wawali-masih-anggap-malang-sebagai-kota-tradisional/
Shared:
Komentar