Belajar Dari Sebotol Aqua

Author : Muhammad Adib | Rabu, 08 Oktober 2014 10:19 WIB

Hari Rabu, 11 Desember 2012 kami kedatangan tamu dari Jakarta namanya Pak Sugito. Beliau akrab dipanggil Pak Gito. Profesinya sebagai Wartawan  di salah satu majalah di Jakarta. Kami berbincang-bincang mengenais ekolah kami dan juga aktifitas beliau dalam kesehariannya .Setelah banyak bercerita tentang sekolah kami, beliau kagum dengan apa yang telah kami lakukan di sekolah yang sangat luar biasa ini, di Jakarta katanya tidak ada anak-anak muda yang peduli terhadap pendidikan di Indonesia,waktunya hanya di habiskan untuk main-main. Salah satu kekagumannya, keberanian kami untuk menjadi tenaga pendidik keaksaraan di Kampung Pesawahan.Setelah bercerita cukup lama mengenai sekolah kami dan juga dari Pak Gito sendiri, Pak Gito pun izin pulang untuk kembali ke Jakarta.

Semua siswa dari kelas XI disuruh oleh Pak Adib untuk mengantar Pak Gito ke Stasiun, sebelum ke Stasiun kami diajak kekantor Dinas Pendidikan dan terminal Purwokerto. Akan tetapi sampai di terminal Pak Gito tidak bisamendapatkan tiket yang di inginkannya karena sudah habis terjual. Setelah itu berhubung waktu sudah menunjukan jam makan siang kami semua di ajak untuk makan siang ke salah satu warung soto yang ada di jalan Bank. Setelah makan siang selesai meskipun kurang kenyang, tapi tidak apa-apa yang penting bisa untuk ganjal perut yang mungil ini. Kami naik mobil kembali dan di ajak ke Stasiun Purwokerto, di sana kami menunggu di mobil sementara Tofik, Kang Isrodin dan Pak Gito yang masuk keStasiun. Tidak lama kemudian Kang Isrodinpun kembali dan perjalanan di lanjutke Taman Kota Andhang Pangrenan. Kami  pun turun dari mobil dan duduk berkumpul di sana. Dengan penuh tanda tanya forum pada saat itupun di buka. Sedikit demi sedikit Kang Isrodin menjelaskan maksud dan tujuan sebenarnya ,kenapa kami

Diajak kesana. Ternyata Kang Isrodin ingin menguji keseriusan dan komitmen kami yang sudah seharusnya menjadi contoh yang baik untuk adik kelas.KangIs membagi kami menjaditigakelompok.Kelompokpertama: Chamim,Syukur, Wuryanti,Anis,danQomah. Kelompok kedua :Fendri, Mame, Ayu danYuli. Untuk kelompok ketiga :Topik,Rono, Utfi, Ana dan Atul. Tidak di sangka dan tidak pula di duga oleh kami semua. Kami semua di biarkan di Andhang Pangrenan dan diberitugas untuk pulang ke Boarding School yang tepatnya di Baturraden dengan persyaratan tidak membawa barang satupun yang kami punyai. Termasuk handphone, tas, dompet, topi bahkan jaket sekalipun dan lain sebagainya. Kami hanya di bekali sebotol air mineral (aqua) untuk kami pulang. Dan juga dalam perjalanan pulang itu kami tidak di perbolehkan untuk meminta-minta ,mengemis, atau bentuk criminal lainya. ”Terserah mau ngapain yang penting jangan meminta-minta,ngemis atau berbuat kriminal. Waktu di batasi sampai pukul 18.00 WIB”. Kata Kang Isrodin pada saat itu. Setelah di jelaskan semua aturan-aturan oleh Kang Isrodin pun pamitan dan meninggalkan kami semua di Andhang Pangrenan.

Pejalanan di mulai ,berhubung waktu sudahmenunjukkan pukul13.30 WIB kami langsung menuju masjid terdekat untuk menunaikan ibadah solat dzuhur. Setelah selesai solat semua anak kelas XI berkumpul terlebih dahulu untuk berdoa bersama.Lalu berpisahlah kami semua ada yang berjalan kebaratada pula yang berjalan keutara.  Kami berlima musyawarah terlebih dahulu ,ada yang usul naik bis tapi di sana kita ngamen biar naik bis gratis karena jadi pengamen dan juga bisa mendapatkan uang. Akan tetapi ada yang tidak setuju, Karena biasanya pengamen yang masukke bus hanyaberjumlah2 atau tiga orang saja. Dan kami semua jumlahnya ada lima orang. Bisa di bilang untung kalau tidak di usir oleh supir atau malah di tarik uang sedangkan kami semuahanya di bekalis ebotol air mineral aqua saja. Dengan agak sedikit bingung akan kemana salah satu dari kami ada yang bertanya ke supir angkot yang kebetulan parkir di dekat masjid. Kami Tanya jalan menuju alun-alunPurwokwrto. Dan supir angkot itupun memberitahu jalan yang harus kami lalui untuk sampai kealun-alun. Kami berpikir kalau kita jalan kaki terus ,pastiakan memakan waktu yang sangat banyak. Jadi kami berinisiatif untuk mengamen saja. Menelusuri panasnya Purwokerto pada waktu itu. Dan juga sambil melihat-lihat botol aqua bekas  yang ada di pinggir jalan. Akhirnya barang yang kami cari itupun ketemu di dalam sebuah warung kecil di pinggir jalan. Dengan sopan kami meminta izin kepada pemilik warung untuk mengambil botol aqua tersebut yang berada di bawah gerobaknya. Botol bekas sudah berada di genggaman, kini saatnya botol di isi dengan kerikil-keikil kecil agar menjadi alat penghasil uang bagi kami. Kerikil sudah terisi dan kini saatnya untukberaksi. Pada awalnya kita berniat mau ngamen tapi ada pihak yang berpendapat bagaimana kalau bekal satu-satunya yang kami punya ini kita jual. Keputusan telah di ambil, air mineral aqua akan di jual kepada orang dengan harapan bisa menghasilkan uang untuk kami naik angkot sampai Baturraden. Untuk yang pertama kami menjual ke bapak-bapak yang sedang duduk santai di warung. Kami jelaskan panjang lebar bagimana. Ceritanya kami  bisa seperti ini dan tanggapan dari bapak-bapak di situ ternyata baik. Dari salah satu mereka ada yang memberi kami uang sebesarRp12.000.00. Ucapan terimakasih yang begitu sangat dari kami semua. Dari situ kami melanjutkan perjalanan dengan harapan kami semua bisa mendapatkan hasil yang lebih banyak lagi. Setelah berjalan cukup lama, kami semua berhenti di depan sebuah toko. Kami semua masuk dan seperti yang pertama niat kami mau ngamen dan terlebih dahulu kami menawarkan botol aqua yang kami punya itu. Dengan tanggapan yang baik pula, pemilik took memberi kami uang Rp.10.000.00. ucapan terimakasih banyak kami ucapkan kepada pemilik took tersebut. Perjalanan di lanjut dan berjalan agak lami kami semua berhenti di depan sebuah took yang lumayan besar. Di sana kami menjelaskan bagaimana kami bisa seperti ini dan kami di Tanya apa yang bisa kami lakukan dengan keadaan seperti sekarang ini, kami jawab kami bisa ngamen. Dan nenek-nenek itupun mempersilahkan kami semua untuk menyanyikan sebuah lagu. Kami sepakat untuk di setiap ngamen kita nyanyi lagu Boarding School. Dan tidak lama kemudian pemilik took memberi kami uang Rp.10.000.00. Ucapan terimakasihpun tidak lupa kami  ucapkan kepada ibu-ibu tersebut. Lanjut lagi kami berhenti di sebuah toko .dengan niat akan mengamen .ternyata pemilik took tidak mengijinkan kami untuk memperlihatkan kebolehan kami ini. Selanjutnya, tujuan kali ini kami jalan kaki menuju Pasar Wage. Di tengah perjalanan kami membeli aqua gelas dengan harga Rp2.000,00 untuk lima anak.. Dengan penuh semangat kami berjalan, tidak terasa Pasar wage sudah ada di depan mata dengan perasaan begitu bangga dan tentunya capek juga, Kami terlebih dahulu membeli es  untuk sekedar memenuhi keinginan kami ini dengan harga Rp.5.000.00. Selesai membeli kami pun naik angkot,dalam perjalanan di angkot tampak raut muka yang lelah dan ngantuk pada waktu itu, Di pertigaan Pasar Ketenger kami semua turun dari angkot. Dengan semangat yang membakar rasa lelah kami,sehingga pada pukul 15.30 kami tiba di kampus Boarding School dan ternyata kelompok kami tiba lebih awal dibandingkan dengan kelompok yang lain.

Sumber: http://edukasi.kompasiana.com
Shared:

Komentar

Tambahkan Komentar


characters left

CAPTCHA Image


Shared: