Ini mirip lagu yang dipopulerkan penyanyi yang kini mendekam di penjara dalam kasus porno aksi. Tampaknya judul di atas tepat untuk menggambarkan kondisi dan keadaan elite kita di pentas politik.
Betapa tidak, para elite terutama pemimpinnya begitu getol ngomong sana-sini pidato berbusa-busa dan retorika serta 'sok' beretika untuk memberantas korupsi dan sejenisnya, tetapi Tuhan telah menampakkan kebusukan perilaku para elite, satu demi satu skandal kasus korupsi dan sejenisnya terkuak.
"Gusti Allah mboten sare," kata orang Jawa. Nah, kini tampak betapa bobrok mental para elite dan pemimpin kita. Pantas saja negara ini tidak pernah makmur dan selalu terpuruk di segala bidang, multidimensional. Para penguasa dan yang dipercaya mengurus negara kaya raya ini ternyata berperilaku hipokrit, bersikap mendua dan menjadi orang munafik.
Kini kasus yang lebih besar mulai terkuak dan dilakoni petinggi partai berkuasa. Bagaimana ini? Akankah kembali tidak tuntas atau setengah-setengah lagi penyelesaiannya kasus ini? Firasat dan tendensi ke arah sana memang jelas dan terang benderang kita lihat.
Kalau sudah begini mungkin rakyat perlu turun ke jalan seperti sebelum era reformasi saat menumbangkan pimpinan Orde Baru tetapi dengan konsep dan tuntutan yang lebih jelas, tegas dan tidak memberikan cek kosong untuk dijalankan oleh para pemegang amanah rakyat.
Sekarang ini para elite harus membuka topeng-topeng yang menutupi wajah elite kita. Kalau mereka tidak mau membuka topeng itu, kitalah rakyat yang seharusnya membuka topeng para elite di eksekutif, yudikatif dan legislatif itu.
