Contoh Kurang Baik dari Para Capres Cawapres

Author : Aries Musnandar | Senin, 18 Agustus 2014 10:40 WIB

http://old.uin-malang.ac.id/index.php?option=com_content&view=article&id=4873:contoh-kurang-baik-dari-para-capres-cawapres&catid=35:artikel&Itemid=210

 

Perhelatan Pilpres langsung oleh rakyat baru saja usai yang tak lama berselang Idul Fitri menjelang. Nah, ketika seluruh umat Islam di Indonesia merayakan lebaran dengan saling maaf memaafkan kita menyaksikan hingga tulisan ini dimuat tidak adanya silaturahmi saling memaafkan secara pribadi (bukan politik!) diantara mereka para mantan Capres dan Cawapres 2014 ini. Padahal mereka berempat adalah Muslim dan sebelum berlangsung Pilpres mereka sudah saling mengenal dan tampak akrab.
 
Memamg kita ketahui selama suasana Pilpres kita melihat ada ketegangan dan saling "menyerang" satu sama lain demi menarik simpati masyarakat pemilih. Hal ini wajar terlebih lagi manakala masa kampanye berlangsung, namun saat idul Fitri tiba seharusnya sebagai Muslim sejati mereka secara pribadi bisa saling kunjung mengunjungi sesuai ajaran agama yang mereka anut untuk saling bermaafan. Tapi sayang tidak ada satu pun inisiatif datang dari mereka untuk melakukan silaturahmi Idul Fitri.
 
Sesuai kesantunan tradisi Islami yang lebih muda sowan kepada yang lebuh tua. Misalnya Jokowi mendatangi Prabowo, Hatta Rajasa mendatangi Jusuf Kalla (JK), kemudian dilanjutkan Prabowo mendatangi JK, Jokowi mendatangi Hatta. Apabila hal ini dilakukan sungguh suatu contoh perilaku yang patut ditiru oleh para elite bangsa yang lain dan bahkan dapat memberikan pendidikan politik yang bermakna bagi bangsa ini bahwa meski berbeda aspirasi politik tetapi secara pribadi mereka tetap berteman dan bersahabat.
 
Bukankah para pendiri Republik ini dahulu kala juga telah memberikan contoh seperti itu, misalnya manakala Bung Hatta tidak sejalan lagi secara politik dengan Bung Karno tetapi mereka tetap bersahabat secara personal dalam setiap waktu tidak hanya pada masa-masa seperti idul fitri. Perbedaan boleh tajam dalam soal politik tapi sebagai manusia apalagi sebagai sesama warga bangsa dan selaku Muslim mestilah mereka jaga ukhuwah watoniyah (kebangsaan) dan ukhuwah Islamiyah.

Mumpung masa lebaran ini masih hangat ada baiknya mereka bersilaturhami satu sama lain di bulan syawal ini yang mengandung arti bulan peningkatan termasuk peningkatan dalam menjalin ukhuwah sebagaimana diajarkan oleh agama mereka berempat. Masyarakat butuh suasana teduh dan juga contoh dari para elitenya. Jikalau perilaku silaturahmi ini tidak terjadi maka patut disesali bahkan hal ini bisa menggambarkan betapa buruknya kualitas hubungan pribadi antar elite politisi di negeri besar ini. Wallahu 'alam

Shared:

Komentar

Tambahkan Komentar


characters left

CAPTCHA Image


Shared: