Danau Toba, Investasi Terbesar Sumut

Author : M. Anwar Siregar, Enviromentalist Geologist | Rabu, 02 November 2016

Oleh: M. Anwar Siregar.

Moment kebangkitan potensi wisata Danau Toba adalah dengan dimasukannya Danau Toba oleh Pemerintah Pusat sebagai investasi mesin devisa di sektor pariwisata, sebagai destinasi/pesona pariwisata unggulan Indonesia serta sebagai salah satu Kawasan Strategis Nasional yaitu Kawasan Strategis Pariwisata Nasional, salah satu usulan yang diingin­kan adalah menjadi satu Geopark Bumi ke tiga di Indonesia, dan ini sekali lagi merupakan peluang investasi terbesar bagi Sumatera Utara.

Memanfaatkan momentum era Peme­rintahan saat ini, perhatian yang besar dari Presiden Jokowi harus dijadikan sebagai moment tepat untuk membangkitkan potensi pari­wisata Sumatera Utara dan khususnya Danau Toba, Presiden telah berulangkali menegaskan hal tersebut dengan mengun­jungi langsung ke Danau Toba, termasuk pada Karnaval Kemerdekaan di Danau Toba agar tidak terlalu lama tertidur dan tertinggal de­ngan daerah wisata lainnya.

Potensi investasi

Sesungguhnya Danaut Toba merupakan potensi investasi yang sangat menjanjikan untuk menjadi mesin devisa bagi Sumatera Utara (Sumut), karena Danau Toba memiliki nilai jual yang tinggi jika dikelola dengan manajemen profesional dengan lintas disiplin serta lintas sektoral dibawah satu payung manajemen investasi. Manajemen investasi dapat berupa Badan Otorita yang seperti yang pernah diterap pada pembangunan di Pulau Batam untuk kawasan industri. Badan Otorita Danau Toba harus merangkum tujuh Peme­rintahan Kabupaten untuk menuju satu visi dengan meng­hilangkan birokrasi yang berbelit-belit.

Selain itu, sesungguhnya potensi pariwisata Sumatera Utara sebenarnya tak kalah dengan daerah lainnya di Indone­sia bahkan di Asia Tenggara, semua sudah mengetahui po­tensi Danau Toba namun karena terkendala visi pem­bangunan maka Danau Toba nyaris seperti Danau yang hampir mati dan kering, selaras dengan potensi debit airnya yang mulai tersedat karena penghancuran lingku­ngan di sekitarnya dan diperparah infra­struktur dasar tertinggal jauh.

Untuk itu diperlukan kesatuan visi dan misi dalam menbangkitkan industri wisata Nasional di Sumatera Utara melalui manajemen investasi yang profesio­nal dengan melibat pemuda untuk berkarya bersama membangun indus­tri wisata sumatera utara, inovatif, kreatif dan berdaya saing tinggi agar bisa menghasilkan multi efek bagi peningkatan sumber daya manusia. Untuk itu perlu dipikirkan tantangan modernisasi investasi dan kendala yang dihadapi dalam pengembangan potensi Danau Toba.

Investasi terbesar

Guna menjawab tuntutan kebutuhan modernisasi in­vestasi fisik ke kawasan Danau Toba maka perlu penerapan fasili­tas jaringan transportasi yang memadai karena ini meru­pakan faktor tantangan utama untuk menekan waktu dan juga juga merupakan kendala utama, biaya dan tingkat kunjungan wisman dengan standar pelayanan infrastruktur kelas dunia.

Tantangan investasi kedua untuk membangkitkan Danau Toba sebagai aset investasi terbesar adalah modernisasi transportasi Bandara Udara. Modernisasi Bandara Udara Silangit setelah KNIA sebagai bandara terbesar kedua bertaraf internasional telah beroperasi dengan pelayanan prima. Dengan pesawat dari Kuala Namu International Airport ke Bandara Silangit mencapai waktu sekitar 1 Jam, dari Singapura sekitar 40 menit ke Medan dan dari Jakarta ke Silangit sekitar 2-3 Jam. Dengan kondisi transportasi tersebut memerlukan revolusi pembangu­nan investasi bandara udara.

Tantangan ketiga investasi terbesar adalah Jaringan Jalan Tol, Sumatera Uta­ra sanggup membangun infrastruktur tersebut karena telah berhasil membangun Kawasan Industri Khusus Sei Mang­kei di Kabupaten Simalungun serta saat ini Sumatera Utara juga sedang memba­ngun Pelabuhan Samudera terbesar keduanya setelah Belawan untuk crude palm oil (CPO) dan peti kemas terbesar di Kua­la Tangjung Kab. Batu Bara, lalu disusul juga pembangunan Tol Medan-Tebing Tinggi, Medan-Binjai-Tebing Tinggi dan terus Medan-Parapat, sebuah peluang investasi yang luar biasa untuk memberdayakan potensi Danau Toba sebagai destinasi unggulan wisata dan menjadi geopark Indonesia serta menjawab tantangan ke depan melalui mo­dernisasi investasi pembangunan fisik jalan raya ke Danau Toba dengan menciptakan pola pembangunan yang humanis untuk kepentingan masyarakat luas.

Maka jarak tempuh darat dapat di capai ke Danau Toba dengan kendaraan roda empat dari Medan dengan jarak waktu sekitar 2 jam. Kalau sudah menjadi bagus, Kita akan melihat dampaknya juga bagi kesejahteraan masyarakat di sekitar Danau Toba dengan peningkatan ekonomi dan kualitas sumber daya manusia, termasuk efek pembangunan jalanan yang bagus dan cepat akan memberikan efek domino bagi wisata sekitar kabupa­ten di luar lingkar Danau Toba khusus ke Pantai Barat misalnya ke Danau Siais di Tapanuli Selatan dan kawasan sejuta wisata di Tapanuli Tengah.

Tantangan keempat, bentuk konsorsium sendiri untuk mengelola dana investasi, kita membangun dengan tenaga kita sen­diri, panggil putra terbaik Sumatera Utara untuk mem­bangun dunia wisata, pembangunan Danau Toba me­mang membutuhkan dana investasi yang besar puluhan triliun rupiah, namun itu bukan kendala jika memang sudah niat untuk membangkitkan potensi wisata Danau Toba dan pariwisata sumatera utara lainnya, karena efek yang dihasilkan sangat luar biasa.

Tantangan investasi terakhir adalah menghilangkan keegoisan, dengan mengklaim sebagai harta karun milik sendiri, terlihat dari keegoisan selama ini membungkus pembangunan Danau Toba sejak mulai era pertengahan tahun 1990-an Danau Toba seperti lambat menuju ke depan dalam menarik perhatian turis mancanegara.

Di perparah lagi dengan hilangnya keindahan Danau Toba akibat keserakahan ekonomi pembangunan yang tidak berorientasi wisata lestari lingkungan dengan terlihat indikasi kerusakan lingkungan yang sangat dahsyat dalam menghabisi sumber daya alam yang berada dalam kawasan pinggir Danau Toba. Untuk itu, mari menjaga ekosistim lingkungan Danau Toba dengan membangun daerah berbasis ekologi hijau berkelanjutan sekaligus juga menjawab tantangan perubahan iklim global.

Oase devisa

Negara timur tengah kini berusaha keras menjaring warga Indonesia untuk berwisata di negara mereka, padahal belum tentu warga Indonesia paham lokasi wisata di negara sendiri, untuk itu Danau Toba harus disihir menjadi ikon wisata dunia, sebagai destinasi hidup traveling bagi warga dunia.

Dan kalau perlu, kita buat Danau Toba sebagai oase wi­sa­ta danau terbaik yang pernah ada di Indonesia dan sangat didambakan masyarakat dunia untuk menghilang kepenatan hidup, sebagai oase devisa non migas yang menjanjikan sumber-sumber kehidupan baru, dia sebagai dahaga di saat sumber daya pembangunan yang semakin berkurang itu perlu di “lahirkan” lagi dengan metode mana­jemen baru dengan program yang sangat jelas, memiliki efek berganda yang sangat luas, harus dikembangkan dengan semangat kerja yang tinggi menuju target yang sama, sebagai destinasi yang penuh kenangan dan sebagai landas moral bagi generasi untuk selalu menjaga Danau Toba untuk Dunia, Danau Toba memiliki nilai jual yang melibatkan berbagai disiplin ilmu dan berbagai investasi akan turut ikut serta didalamnya.

Jadi, Danau Toba merupakan investasi infrastruktur wisata yang menjanjikan dan terbesar untuk masyar­akat Sumatera Utara dan Indonesia pada umumnya. Kapan diwujudkan?

Danau Toba jangan menjadi ironi lagi seperti ketika era krisis moneter, gonjang-ganjing politik dan tebar pesona dari beberapa pemimpin yang telah lewat karena jumlah kunjungan para turis tidak begitu banyak dan merasa tidak betah untuk berlama-lama menikmati pesona danau vulkanik terbesar Asia Tenggara. Harus wujudkan sebagai Danau untuk selalu dikunjungi sebagai bagi hidup warga dunia.

Sumber: http://harian.analisadaily.com/opini/news/danau-toba-investasi-terbesar-sumut/287980/2016/11/02#
Shared:

Komentar

Tambahkan Komentar


characters left

CAPTCHA Image


Shared: