Gagal Gusur Sudirman Said dan Rini Sumarno, Kini Mentan Amran Sulaiman Di Bidik!

Author : Thomson Cyrus | Rabu, 03 Februari 2016 11:14 WIB

Posisi Menteri memang sangat sexy, selain karena dia pembantu Presiden yang sedang berkuasa, seorang Menteri adalah pembuat keputusan di tingkat teknis departemen yang langsung bertanggung jawab kepada Presiden. Tugas dan kedudukan para Menteri ini mempengaruhi kebijakan di tatanan kehidupan bermasyarakat. Oleh sebab itu, meskipun gaji dan tunjangan seorang Menteri tidak terlalu menarik (besar), semua orang berkepentingan untuk merebut posisi itu, sebab kekuasaan dan kebijakan yang melekat pada dirinya mempengaruhi banyak sendi sendi kehidupan berbangsa dan bernegara. Sejak Jokowi mengumumkan susunan Kabinet Kerja pertama sekali di depan istana, maka sejak saat itu tergambar jelas wajah Indonesia 5 tahun yang akan datang. Para stakeholders di bidang politik, ekonomi, sosial kemasyarakatan saling berkomunikasi, saling mencari teman, saling mempengaruhi untuk mengambil posisi, menyikapi apa yang terjadi di masa depan dengan orang-orang yang membantu Presiden. Para politikus bertemu satu sama lain, yang sepaham dan satu kepentingan bertemu hingga terjadi polarisasi watak, para mafia membangun link (jaringan) dengan orang-orang yang dekat dengan orang-orang yang diumumkan oleh Presiden Jokowi tersebut. Para makelar berjalan siang dan malam (jika memiliki foto bersama dengan Menteri yang diangkat, dia gunakan foto itu jualan) mulai memperbesar pengaruh (jaringan dan jualan kecap)...itu sebabnya ada istilah catut nama Presiden dan catut nama Menteri...itu kerjaan para makelar (pemburu rente). Kartel kartel segera mengadakan pertemuan pertemuan, (Kartel pangan, migas, perikanan, proyek, dan lain sebagainya) mengambil posisi menyikapi apa yang bakal terjadi dengan posisi Menteri seperti yang diumumkan tadi. Dan kita tahu, baru pertama kali dilantik Presiden berbagai opini telah dibangun, siapa yang membangun? Ya jelas berbagai kepentingan. Segala upaya dilakukan untuk membentuk opini. Para pengamat ada yang didanai untuk bicara mengkritik dan membangun charakter assasination (pembunuhan karakter) terhadap menteri A, B, C...ada lembaga survey yang didanai khusus untuk membangun opini (bila penting menyerang) Menteri dengan tujuan, agar kinerja Menteri tidak fokus dan gagal, tujuan akhirnya tentu untuk menggantikan seseorang yang dia anggap menghalangi (kegiatan, bisnis, usahanya). Secara sederhana kita dapat melihat bagaimana pertarungan di bidang Migas antara Menteri ESDM Sudirman Said bertarung melawan mafia migas. Pertarungan ini sengit, petral dan freeport adalah contoh kasus yang paling besar di 2015. Ada usaha yang cukup massif dari para mafia migas untuk menghancurkan Sudirman Said. Tetapi dengan dukungan Presiden Jokowi, kita lihat bersama siapa pemenangnya? Sudirman Said adalah pemenangnya (Untuk ronde ini, utamanya terhadap Petral dan Freeport). Pecundangnya siapa? Pecundangnya tak lain adalah bubarnya Petral dengan memakan korban Muhammad Reza yang lari terbirit birit. Pecundang berikutnya adalah Setya Novanto (Terjungkal dari kursi DPR, kemungkinan besar akan jadi tersangka) beserta dengan Muhammad Reza. Seorang Sudirman Said tidak akan gampang melawan para mafia itu, jika tidak didukung dan di support penguasa tertinggi Republik Indonesia, Jokowi. Dengan back up penuh Jokowi, Sudirman Said nyaman bermain untuk menumpas para mafia Migas tersebut. Sudahkah selesai pertarungan Mafia Migas dengan Sudirman Said? BELUM...itu makanya saya sebut Ronde ini, di masa yang akan datang, bisa saja Sudirman Said yang terjungkal...Sebab perang melawan mafia Migas tidak akan pernah berhenti. Anda tahu, Rini Sumarno adalah Menteri yang paling sering di hajar...Menteri ini menguasai BUMN dan sangat banyak kepentingan di dalamnya. Yang hebat adalah politikus selalu bersama-sama dengan kartel untuk melawan penguasa...Dalam soal Menteri BUMN, bahkan partai Pemerintah (PDIP) adalah yang paling getol berusaha keras untuk melengserkan Rini Sumarno dari kursi Menteri BUMN. Semua mata tertuju kepada usaha keras PDIP untuk merebut kursi Menteri BUMN ini. Tetapi perlu kita ingat, PDIP tidak berdiri sendir, pasti ada kepentingan yang memback up nya. Dari seluruh proses, usaha pelengseran Menteri BUMN mulai dari penolakan PMN kepada BUMN hingga kasus pansus Pelindo II yang merekomendasikan Rini Sumarno dipecat dan RJ Lino. Hari ini kita sudah lihat, RJ Lino sudah diganti, tetapi Rini Sumarno masih kokoh berdiri di posisi Menteri BUMN. Siapa pemenangnya? Hingga ronde ini, Rini Sumarno adalah pemenangnya dan siapa pecundang? Untuk sementara pecundang baru Masinton Pasaribu (Salah satu yang paling keras untuk melengserkan Rini Sumarno). Mengapa Masinton Pasaribu pecundang? Sebab dia adalah korban dari operasi menumpas kegaduhan a la Jokowi. Berikutnya yang ditarget kembali adalah Menteri Pertanian Amran Sulaiman. Kita tahu sepanjang tahun ini, Amran Sulaiman sangat pro petani, kebijakan nekadnya menghentikan import pangan, Sapi, jagung, beras, menuai protes dari kartel pangan...Memang akibatnya kecintaan Amran Sulaiman ini kepada petani, harga harga pangan di pasaran bergejolak terus menerus sepanjang tahun. Tetapi itu adalah resiko yang dia ambil, lebih bagus bagi Amran Sulaiman pulang kampung ke Makassar dibanding harus takluk kepada mafia Pangan. Bagi Amran berpihak kepada petani Indonesia adalah harga mati, meskipun jabatannya menjadi taruhan. Perpaduan kerjasama antara permainan pedagang besar, kartel pangan yang membuat harga harga melonjak dipasaran berkolaborasi dengan para pengamat bayaran pengusaha importir adalah satu siasat untuk membidik Amran Sulaiman dari kursi Menteri Pertanian. Setahun 3 bulan, para mafia pangan terganggu kenyamanannya mengotak otik pangan di Indonesia oleh karena kebijakan Amran Sulaiaman. Coba anda cek, begitu harga berbagai komoditi di pasaran anak kenaikan sedikit, langsung banyak tulisan berseliweran di media sosial yang membahasnya dan bahkan media mainstream langsung menjadikan headline news. Otomatis terbangun opini Mentan Sesat Pikir, bahkan tolol. Padahal bukan di produksinya yang bermasalah. Masalahnya di tata niaga pangan, dan itu siapa pelakunya? Pedagang besar dan kartel. Mengapa bukan pedagang besar dan kartelnya yang disasar? Sebab merekalah pemainnya. Sederhana. Apakah Amran Sulaiman akan terjungkal? Itu tergantung insting Jokowi melihat, siapa yang benar. Sejauh ini, insting Jokowi on the track. Berkaitan dengan itu, perlu saya sisipkan beberapa pesan kepada para mafia, kartel, pemburu rente, pengamat bayaran, terutama para politikus. Jokowi telah ditetapkan dan dipilih rakyat untuk memimpin negeri ini selama 5 tahun. Jangan anda remehkan kekuasaan yang dia punya. Sebab itu sah dari kepercayaan rakyat. Ingat! Jokowi tidak akan gampang dipengaruhi. Jokowi tidak akan gampang disetir. Dan Jokowi TIDAK AKAN GAMPANG DIDIKTE. Mau Fakta? 1) Abraham Samad dan Bambang (Ketua dan Wakil Ketua KPK) yang coba menunjukkan kekuasaannya saat mentersangkakan Budi Gunawan. Abraham dan Bambang lah yang terjungkal. 2) Setya Novanto yang mencoba menunjukkan kekuasaannya di DPR dengan tidak menyetujui PMN untuk BUMN yang otomatis tidak menyetujui APBN 2016 ketika itu terjungkal dari ketua DPR. 3) Masinton Pasaribu, The End...kasus pemukulan Dita (kader Nasdem) terjungkal. Tumbangnya Abraham Samad, Bambang, Setya Novanto dan Masinton Pasaribu bisa saja korban dari suatu operasi untuk meredam kegaduhan di masyarakat. Saya tidak menyebut mereka mafia...tetapi renungan saja bagi kita bersama. Itulah pertarungan untuk memenangkan pengaruh dan kekuasaan. Sepintas sederhana, tetapi pelaksanaan operasi di lapangan rumit.

 

Shared:

Komentar

Tambahkan Komentar


characters left

CAPTCHA Image


Shared: