Hukuman Jessica dan Pelajaran Bagi Kita

Author : Sekretaris di PP/Remaja GKPI Partahanan RMT-II Wilayah Medan 1 dan Anggota Toba Writers Forum (TWF) | Selasa, 11 Oktober 2016

ilustrasi

Oleh: Firman Pahala Siringoringo

Akhirnya sidang Jessica berakhir di pengadilan negeri Jakarta. Hakim memutuskan bahwa Jessica bersalah dan Jessica pun mengakui kesalahannya. Hakim memberikan hukuman kepada Jessica 20 tahun penjara atas kasus telah dan dengan sengaja meracuni Mirna dengan kopi bercampur sianida di sebuah restoran Filipina di Jakarta. 

Hakim memberikan keputusan ini bukanlah perkara yang mudah, karena untuk memberikan keputusan bersalah ini Jessica harus mengikuti sidang sebanyak 26 kali. Menurut saya sidang Jessica ini merupakan sidang terbanyak dan terlama karena waktu untuk menyelesaikan sidang tersebut minimal 3-4 jam lamanya. 

Sidang Jessica ini memang menarik perhatian sejumlah besar masyarakat bahkan sidang ini disiarkan langsung di TV One. Alotnya proses persidangan dan pihak kepolisian dalam mencari bukti menjadi alasan mengapa sidang Jessica tersebut begitu lama, dan ada teman saya mengatakan bahwa sidang Jessica ini ibarat sebuah film yang sudah memasuki episode yang ke 26. 

Kalau dipikir-pikir sidang ini memang seperti film apalagi menceritakan sebuah pembunuhan yang pelakunya sedang dicari dalam proses yang sangat panjang namun setelah diselidiki dan dicari ternyata pelakunya adalah sahabatnya sendiri yang kabarnya cemburu dengan cara si korban yang cantik dan juga mendekati semua laki-laki termasuk yang disukai si tersangka. 

Kalau kita buat dalam sebuah film, mungkin 100 episode bisa. Karena waktu untuk menyelesaikan sidang ini sebanyak 26 kali dan waktu 3-4 jam dan ini bisa menjadi film yang seru jika dibuat. Namun disini selain daripada film, kita akan membahas bagaimana alur cerita daripada perjalanan sidang Jessica hingga sampai ke 26 dalam masa persidangannya tersebut. 

Pertama sekali polisi masih menyelidiki kasus yang menggemparkan khalayak ramai karena seorang perempuan meninggal karena meminum kopi disebuah cafe di Jakarta. Setelah diselidiki, ternyata perempuan tersebut meminum kopi yang berisi sianida. 

Setelah dicari-cari asal usul dari kopi sianida ini, polisi mendapatkan bahwa sianida merupakan cairan yang sangat berbahaya jika dimasukkan ke dalam tubuh dan jika masuk, maka si peminum akan mengalami panas dalam tubuh dalam waktu singkat kemudian racun tersebut akan cepat bercampur dengan darah kemudian masuk ke dalam otak dan si korban akan mati dalam waktu singkat dengan mulut berbuih dan mata terbuka. Biasanya sianida dipakai untuk membunuh hama dan ini biasanya  dipergunakan untuk membunuh tikus di lahan pertanian, selain itu, sianida juga dipakai untuk menjaga keawaetan buah-buahan di dalam kebun. Sianida seperti ini bisa kita jumpai dengan istilah pestisida yang disemprot. 

Kedua, polisi mencari identitas si korban dan diketahui bahwa nama si korban adalah Mirna. Kemudian polisi mencari siapa yang menjadi tersangka dalam kasus pembunuhan mirna tersebut dan didapatnyalah bahwa si tersangkanya adalah Jessica yang merupakan sahabat dekatnya Mirna. Dari situlah sidang dimulai dengan mencari bukti, kemudian menghadirkan saksi ahli dan sidang kali ini dilakukan dengan sistem yang berbeda. Pertama sampai 16 itu sidang yang dilakukan oleh jaksa kepada Jessica kemudian 17-26 itu merupakan sidang balasan Jessica kepada Jaksa. 

Awal dalam sidang itu, jaksa menghadirkan saksi berupa saksi ahli forensik, saksi ahli dibidang sianida, pegawai rumah sakit dimana Mirna di outopsi bahkan sampai membawa polisi dari Australia. Dalam beberapa yang dihadirkan oleh jaksa ini, saya heran, kenapa polisi Australia ikut dalam sidang ini padahal ini terjadi di Indonesia bukan di Australia dan keterlibatan polisi tersebut bisa dikatakan tidak ada. 

Pernyataan jaksa tersebut pun juga tidak berbobot seperti pertanyaan anak-anak. misalnya, kapan kejadian itu bisa terjadi? Apakah anda melakukannya? Berapa takaran yang anda taruhkan ke dalam sianida tersebut dan berapa prosesnya? Bagaimana cara penempatan tas yang anda bawa sehingga pemberian sianida itu tidak terlihat CCTV? Jam berapa itu terjadi dan berapa lama pertemuan itu dilakukan? Pertanyaan ini tentu tidaklah berbobot yang sebenarnya ingin menyatakan kepada Jessica bahwa Jessica itu benarlah bersalah sehingga pertanyaan yang langsung dengan maksud untuk menjatuhkan Jessica. 

Namun apa yang terjadi? Bukannya Jessica mengaku malah dia mengelak. Persidangan jaksa memberikan kesempatan kepada Jessica untuk membuat sidang balasan dan disidang Jessica, Jessica menghadirkan beberapa ahli termasuk ahli dari Filipina dan juga ahli forensik. Namun setelah sampai sidang ke 26, bukannya Jessica dibebaskan malah Jessica dikenakan hukuman 20 tahun penjara ditambah Jessica mengungkapkan bahwa dia telah capek untuk mengikuti sidang ini terus makanya dia mengaku karena dia merasa terus ditekan seperti penjahat kelas kakap. 

Percuma dan pelajaran

Inilah yang bisa katakan kepada Jessica. “Percuma” percuma membawa banyak saksi ahli bahkan dari luar negeri, percuma kalau membawa pengacara hebat, percuma kalau mengikuti sidang hingga berpuluh kali namun akhirnya semuanya itu dibayar dengan tuntutan 20 tahun penjara. 

Setidaknya ini menjadi pelajaran bagi kita semua jika memang melakukan suatu kesalahan hendaknya kita langsung mengakuinya jangan banyak alasan atau alih-alih supaya terhindar dari kesalahan kita sendiri. Bahkan ada pribahasa mengatakan “bahwa sepandai-pandainya tupai melompat akhirnya jatuh juga” artinya sepandai-pandainya kita menyembunyikan kebusukan pasti akan tercium juga. Jadikan ini pelajaran bagi kita kalau salah langsung akui karena tidak akan malu jika kita langsung mengakui daripada kita tidak mengakuinya. Itu saja menurut saya. Semoga.

Sumber: http://harian.analisadaily.com/opini/news/hukuman-jessica-dan-pelajaran-bagi-kita/274003/2016/10/11
Shared:

Komentar

Tambahkan Komentar


characters left

CAPTCHA Image


Shared: