Kegiatan Perpeloncoan di Sekolah , Membentuk Kepribadian Preman pada Siswa

Author : Annisa Istiqomah | Selasa, 13 Mei 2014 09:48 WIB

Bagi dunia pendidikan formal tahun ajaran baru identik dengan  kenaikan siswa ke tingkat yang lebih tinggi, penerimaan siswa baru, serta kelulusan siswa. Pada kesempatan kali ini yang menjadi sorotan adalah pada proses penerimaan siswa baru. Pada saat penerimaan siswa baru terdapat masa dimana para siswa harus melalui tahap Masa Orientasi Siswa (MOS). Masa Orientasi Siswa (MOS) adalah kegiatan yang umum dilaksanakan setiap tahun ajaran baru guna menyambut kedatangan siswa baru, Masa Orientasi Siswa (MOS) sebagai sarana perkenalan siswa dengan lingkungan baru di sekolah, dengan teman-teman baru, guru-guru, serta ekstrakurikuler yang ditawarkan oleh sekolah. Namun, kemudian seringkali kegiatan MOS diwarnai oleh kegiatan perpeloncoan yang dilakukan oleh senior kepada junior. Kegiatan ini berulang setiap tahun, misalnya dalam kegiatan perpeloncoan ini para siswa baru diperintahkan untuk membawa barang-barang yang unik, menggunakan sepatu dengan tali raffia, serta datang pada waktu yang telah ditentukan oleh panitia, dan apabila terdapat siswa baru yang tidak membawa barang-barang yang diperintahkan atau melakukan kesalahan maka ia akan mendapatkan hukuman dari seniornya.

Pada beberapa sekolah, Masa Orientasi Siswa (MOS) menjadi ajang perpeloncoan sebagai  sarana untuk melakukan balas dendam, sehingga kegiatan yang pada awalnya merupakan kegiatan yang menyenangkan berubah menjadi kegiatan yang penuh tekanan. Miris ketika dalam kegiatan Masa Orientasi Siswa (MOS)  diwarnai kekerasan hingga menyebabkan luka-luka, trauma, bahkan kematian pada siswanya. Masa Orientasi Siswa (MOS)  yang pada awalnya dipandang sebagai sebuah kegiatan untuk mempererat tali persaudaraan antara senior dan junior malah menjadi momok bagi siswa baru ketika memasuki sebuah instansi sekolah yang lebih tinggi. Berbagai pemberitaan mengenai kematian seorang siswa baru pada saat kegiatan Masa Orientasi Siswa (MOS) menjadi tamparan bagi dunia pendidikan.

Oleh karena itu, sebaiknya pemerintah segera bertindak tegas untuk menindaklanjuti pelaku-pelaku yang melakukan tindak kekerasan kepada seniornya pada saat Masa Orientasi Siswa (MOS) serta memberikan sanksi kepada sekolah-sekolah yang dalam melakukan kegiatan MOS tidak memenuhi prosedur sebagaimana layaknya. Sebab, apabila dibiarkan akan lebih banyak lagi korban-korban yang berjatuhan dari kegiatan perpeloncoan karena kegiatan MOS yang diwarnai dengan kekerasan serta tugas-tugas yang berat, tidak akan membentuk karakter siswa menjadi displin atau melatih mental tetapi sikap lain yang akan lebih tertanam yaitu balas dendam.

Sumber: http://edukasi.kompasiana.com
Shared:

Komentar

Tambahkan Komentar


characters left

CAPTCHA Image


Shared: